Bangkok (ANTARA News) - Badai Nargis dan dampak yang ditimbulkannya di Myanmar telah mencapai 15.000 orang, termasuk 10.000 orang yang berasal dari satu kota, kata Menteri Luar Negeri Nyan Win kepada televisi negara tersebut, Selasa. Nyan Win mengatakan, pemerintah masih terus menerima laporan-laporan mengenai kerusakan akibat bencana itu dari desa-desa di daerah delta Sungai Irrawaddy, yang paling parah dihantam badai Nargis Sabtu, termasuk kota terbesar di negara Asia Tenggara itu, Yangon. Menurut laporan televisi negara, sekitar 10.000 orang tewas hanya di satu kota, yakni Bogalay. Menteri Luar Negeri Nyan Win mengatakan kepada para diplomat, bahwa jumlah korban yang tewas untuk sementara mencapai 10.000 sedangkan 3.000 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Penjelasan mengenai bencana termasuk jarang diterima oleh kalangan diplomatik di Myanmar, yang juga diguncang badai tsunami Lautan Hindia pada tahun 2004. Meskipun demikian, pemerintah Myanmar menyatakan mereka akan terus melaksanakan referendum yang dijadwalkan 10 Mei, untuk memutuskan konstitusi baru yang disusun oleh pihak militer, yang oleh para kritikus dikatakan hanya akan melestarikan kekuasaan militer. Di Yangon, harga-harga pangan dan bahan bakar melambung dan badan-badan bantuan berjuang untuk mengangkut pasokan-pasokan darurat dan memasuki lima wilayah yang hancur dihantam badai itu, yang dihuni oleh 24 juta orang. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar telah mengeluarkan bantuan cepat 250.000 dolar, sedangkan ibu negara AS Laura Bush berjanji akan datang namun dia juga menyerukan kepada Myanmar, agar menerima regu tanggap bencana AS. Pihak PBB mengatakan, bahwa pihaknya akan mengirimkan bantuan darurat seperti pangan, air bersih, selimut, dan plastik untuk membuat penampungan korban. India mengatakan, bahwa pihaknya segera akan mengirimkan dua kapal angkatan laut yang memuat bahan pangan, tenda, selimut, pakaian dan obat-obatan. Badai topan Nargis yang tergolong badai kategori tiga itu membawa angin dengan kecepatan 190 kilometer per jam. "Pemerintah tampaknya bersedia menerima bantuan-bantuan internasional melalui badan-badan PBB. Saya bisa katakan itu sudah ada lampu hijau. PBB akan mulai mempersiapkan bantuan sekarang untuk dibawa ke Myanmar secepat mungkin," kata jurubicara Program Pangan Dunia, Paul Risley, seperti diberitakan Reuters. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008