"Emas diprediksi bisa menembus Rp800 ribu per gram karena situasi global tidak menentu," ujar CEO PT Tamasia Global Sharia Muhammad Assad di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, situasi yang tidak menentu itu akibat masih berlangsungnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Ditambah lagi fluktuasi pasar modal yang juga tidak menentu.
"Situasi itu mendorong masyarakat mencari alternatif investasi yang lebih aman, salah satunya emas," katanya.
Dengan begitu, lanjut dia, akan membuat permintaan terhadap emas meningkat yang akhirnya mendongkrak harga.
Ia menambahkan potensi bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga turut mempengaruhi harga emas. Pasalnya, kondisi itu juga diprediksi bakal mendorong Bank Indonesia memangkas BI 7Days Reverse Repo Rate.
Mengutip data PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, harga emas pada 15 Agustus 2019 tercatat Rp759.000 per gram, meningkat sekitar 13,45 persen dibandingkan tiga bulan lalu Rp669.000 per gram.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Assad mendorong masyarakat untuk mengambil kesempatan itu untuk turut berinvestasi emas.
Ia mengemukakan Tamasia bekerja sama dengan Antam Emas memfasilitasi masyarakat berinvestasi emas melalui platform digital "Tamasia".
"Sekarang sudah memiliki 200 ribu pengguna dengan jumlah transaksi yang terus meningkat. Kami berharap bisa meningkatkan user hingga 500 ribu hingga akhir tahun nanti," jelas dia.
Ia menambahkan sebagai penyelenggara investasi fisik emas digital, Tamasia juga mendaftarkan izin ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sehingga proses transaksinya aman secara hukum.
"Tidak lama lagi kami akan menjadi anggota di Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia. Semua proses jual beli emas yang dilakukan di aplikasi Tamasia juga mudah, aman secara hukum dan berasaskan prinsip syariah yang transparan," katanya.
Baca juga: Harga emas naik lebih dari 1 persen, pedagang beli aset yang aman
Baca juga: Harga emas terus naik, investor parkir modal di aset yang aman
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019