New York (ANTARA News) - Harga minyak naik di atas 120 dolar AS per barel di New York untuk pertama kalinya, Senin, menyusul laporan terjadinya penyerangan terhadap stasiun pompa minyak di Nigeria setelah akhir pekan. Kontrak berjangka minyak mentah jenis "light sweet" melesat ke rekor 120,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange di tengah kekhawatiran pasokan di Nigeria setelah serangan para pemberontak, demikian menurut kantor berita keuangan Bloomberg, seperti dilaporkan DPA. Juru bicara Gedung Putih, Scott Stanzel, mengatakan Presiden George W Bush akan mengangkat isu ini saat melakukan kunjungan ke negara produsen minyak Arab Saudi, pekan depan. Gedung Putih juga menyatakan kembali seruannya untuk meningkatkan eksplorasi minyak domestik di kawasan-kawasan seperti Alaska, yang sejauh ini telah menjadi sumber kontroversi dengan oposisi, Partai Demokrat dan kelompok-kelompok lingkungan hidup. Stanzel mengatakan rekor harga minyak adalah "contoh lain" dari perlunya bagi AS mengurangi ketergantungannya terhadap minyak asing. "Kami punya, di sini, di negeri ini, sumber daya alam yang tidak dimanfaatkan," kata dia. Meningkatnya harga bensin di Amerika Serikat, sebuah konsekuensi dari tingginya harga minyak, telah menjadi sebuah topik panas dalam beberapa pekan terakhir dalam kampanye pemilihan kecil presiden. Calon dari Demokrat Hillary Clinton dan dari Republik John McCain telah menyerukan penghentian sementara pajak federal untuk bensin setelah musim panas, yang oleh rivalnya Clinton, Barack Obama, disebutnya sebagai salah satu langkah "tipu muslihat" politik. (*)

Copyright © ANTARA 2008