Banda Aceh (ANTARA News) - Sebuah lembaga survei, Project Concern International (PCI) Indonesia, meneliti kondisi kesehatan dan sanitasi masyarakat di sejumlah sekolah dan rumah tinggal di Kabupaten Aceh Tengah."Kami mendukung penelitian ini dan hasilnya juga bermanfaat dan menjadi rujukan bagi pemerintah untuk memberikan perhatian penting bidang kesehatan masyarakat di masa mendatang," kata Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, di Takengon, Senin.Melalui Kabag Humas Sekretariat Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Windi Darsa, bupati berharap hasil penelitian tersebut nantinya dapat menunjang program peningkatan kesehatan masyarakat, terutama di desa pinggiran."Apalagi fokus penelitian PCI Indonesia itu adalah siswa sekolah dasar dan masyarakat di pinggiran Aceh Tengah yang memerlukan perhatian dalam merubah kebiasaan dan mindset untuk lebih memahami kesehatan dan sanitasi secara benar," tambahnya. Karena, bupati menjelaskan jika kondisi sanitasi buruk dan pasokan air bersih kepada masyarakat minim maka dapat memicu angka kematian anak yang disebabkan penyakit diare, tipus, polio dan cacingan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1,8 juta kematian manusia setiap tahunnya akibat diare karena faktor sanitasi buruk dan rendahnya kualitas kesehatan. Hasil penelitian juga menyebutkan sebanyak 2,6 milyar manusia atau 40 persen penduduk dunia tidak memiliki akses mendapatkan sanitasi dasar. PCI Indonesia melalui Proyek Water Sanitation and Hygiene (WASH), telah melakukan survei terhadap 210 siswa dari tiga Sekolah Dasar (SD) di pinggiran Aceh Tengah, yakni Kampung Gemboyah Linge, Silih Nara dan Rusip Antara. Survey terhadap 210 orang tua siswa terkait kebiasaan hidup sehat dan sanitasi rumah tinggal. Manager WASH Jopie Sinano, menjelaskan tujuan proyek penelitian itu untuk menurunkan angka kesakitan dan dampak penyakit terkait air di kalangan anak-anak usia sekolah, dengan cara perbaikan dalam hal praktik hygiene pribadi anak dan orang tua, terutama dengan sabun dan penggunaan Jamban (MCK). Kegiatan itu telah berlangsung sejak Januari 2008 di 14 sekolah terpilih, masing-masing tujuh SD di Aceh Tengah dan Bener Meriah. "Kami telah melakukan survei awal dengan melihat perilaku, kebiasaan dan praktik terkait dengan penggunaan sarana sanitasi dan kondisi kesehatan terhadap 420 anak sekolah," tambahnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008