UNJ harus masuk ke dalam jejaring global, sehingga bisa ikut naik kualitasnya

Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Akademik Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Paulina Pannen ikut serta dalam pemilihan rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) periode 2019-2023.

Paulina Pannen dalam pemaparan bakal calon rektor UNJ di Jakarta, Kamis, mengusung tema "UNJ Gemilang" dan memiliki visi menjadikan UNJ perguruan tinggi bereputasi di Asia pada 2030.

"Untuk mencapai reputasi di Asia perlu pembenahan ke dalam dan menjangkau ke luar," ujar Paulina yang juga dosen bidang teknologi pendidikan UNJ itu.

Untuk mencapai hal itu, perlu pembenahan ke dalam dengan mentransformasi budaya akademik, peningkatan kualitas akademik, dan tata kelola kampus yang baik.

Paulina Pannen termasuk satu dari delapan nama bakal calon rektor UNJ. Nama-nama lainnya yakni Dr Komarudin MSi, Prof Dr Endry Boeriswati MPd, Prof Dr H Muh Nur Sadik MPM, Prof Dr Agus Setyo Budi MSc, Dr Sofiah Hartati MSi, Prof Dr Ir Ivan Hanafi MPd, dan Dr Awaluddin Tjalla MPd.

Dia menjelaskan, UNJ harus menjangkau ke luar yakni dengan cara berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri. Kemudian masuk ke dalam jejaring global.Sehingga UNJ bisa ikut naik kualitasnya dan terbang bersama dengan perguruan tinggi yang sudah bereputasi.

Kemudian, lanjut dia, harus mengembangkan inovasi dikarenakan UNJ merupakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang unggul dan punya aset intelektual yang luar biasa.

"Tentu dapat berinovasi untuk berkontribusi terhadap permasalahan pendidikan, terutama di Indonesia."

Bakal calon rektor lainnya juga ada yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yakni Awalludin Tjala yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran.

Awalludin mengusung tema peningkatan SDM dan kemitraan menuju UNJ Adaptif, Juara, Inovatif, dan Bereputasi (AJIB).


Baca juga: Senat harapkan rektor baru UNJ tingkatkan reputasi akademik
Baca juga: Senat UNJ harap pemilihan rektor tidak dipolitisasi

Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019