Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta sesi Senin sore menguat 14 poin menjadi Rp9.211/9.215 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.225/9.232 per dolar AS, karena pelaku pasar membeli rupiah. "Aksi beli rupiah itu dipicu oleh membaiknya bursa regional akibat menguatnya bursa Wall Street dan laju inflasi April yang hanya 0,59 persen," kata analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, pelaku pasar memburu rupiah setelah melihat sentimen positif terus mendekati mata uang Indonesia, meski mereka berhati-hati dalam melakukan aksi belinya. Aksi beli ini dalam upaya mengantisipasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diperkirakan dinaikkan pada awal Juni, katanya. Rupiah, menurut dia, akan kembali membaik pada hari berikutnya, karena sentimen positif masih mendominasi pasar sehingga mampu berada pada kisaran antara Rp9.110 dan Rp9.115 per dolar AS. Namun, kenaikan itu juga harus didukung oleh bursa regional yang berlanjut menguat, ujarnya. Ia mengatakan, rupiah juga masih mendapat dukungan positif dengan masuknya sejumlah investor dari kawasan Timur Tengah yang aktif melakukan usaha di pasar domestik. Selain itu juga, tingginya selisih bunga rupiah terhadap dolar AS merupakan salah satu alternatif yang mendorong mereka bermain di pasar, ucapnya. Meski demikian, menurut dia, kondisi rupiah saat ini sangat rawan mudah sekali merosot, apabila ada isu negatif terutama ancaman dari BBM yang akan dinaikkan harganya di domestik. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008