Banyak sekali pahlawan kita yang gugur karena ingin mengubah bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Putih saja. Padahal itu risikonya besar sekali tapi mereka (pahlawan) dengan berani melakukannya, bahkan tidak peduli nyawa."

Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengukuhkan 100 pelajar pilihan yang dipersiapkan menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam upacara peringatan HUT ke-74 RI yang akan digelar di Taman Surya, Kota Surabaya, Jatim, pada 17 Agustus mendatang.

"Anak ku, kalian orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan ini karena ribuan peserta ingin seperti kalian sekarang. Inilah kesempatan kalian membuktikan yang terbaik untuk bumi Nusantara tercinta," kata Wali Kota Risma pada saat mengukuhkan 100 Paskibraka di Balai Kota Surabaya, Kamis.

Baca juga: 68 calon Paskibraka nasional siap bertugas pada 17 Agustus 2019

Baca juga: KPAI: jangan ada lagi calon paskibraka meninggal dunia

Baca juga: Anggota Paskibraka Kota Yogyakarta mulai jalani masa karantina

Risma menyampaikan selamat atas terpilihnya anggota Paskibraka 2019 ini. Mereka dipilih dari tahap seleksi ribuan peserta, dari SMA sederajat se-Surabaya sejak beberapa bulan lalu. Setelah melalui beberapa seleksi, maka lahirlah 100 Paskibraka yang mengikuti latihan intens mempersiapkan upacara pengibaran bendera pusaka.

Menurutnya, membuktikan kecintaan pada negara, bisa melalui berbagai cara, termasuk mengibarkan bendera Sang Merah Putih di HUT ke-74 RI. Namun, lanjut dia, pengibaran bendera tidaklah hanya sebatas menaikkan kain berwarna merah dan putih saja, melainkan esensi atas perjuangan para pahlawan yang membuat Indonesia berhasil merdeka.

"Banyak sekali pahlawan kita yang gugur karena ingin mengubah bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Putih saja. Padahal itu risikonya besar sekali tapi mereka (pahlawan) dengan berani melakukannya, bahkan tidak peduli nyawa," ujarnya.

Perjuangan Paskibraka, kata dia, tidak berhenti setelah upacara berakhir. Namun setelah upacara ini masih banyak yang harus dilakukan untuk membuktikan kecintaan pada negeri melalui prestasi-prestasi yang harus dicapai.

"Kalian berhak berhasil. Ingat ya, kalau para pejuang dulu dengan susah payah membuat Indonesia Merdeka. Kita harus menjaga kemerdekaan ini. Buat bangga guru, orang tua, dan bumi tercinta Nusantara," katanya.

Pada kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga berpesan kepada mereka agar tidak meninggalkan kebiasaan selama menjalani pelatihan di karantina sebab selama berada di karantina, mereka diajarkan lebih disiplin, dan dibekali pengetahuan cinta kebangsaan.

Selain itu, ia juga berharap, kebiasaan yang dilakukan saat di karantina itu dapat ditularkan kepada teman-teman dan saudara. "Setelah kembali ke rumah masing-masing, saya berharap kebiasaan-kebiasaan yang sudah diajarkan tetap kalian lakukan, dan tularkan kedisiplinan itu pada sekitarnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya, Eddy Christijanto menyampaikan, persiapan 100 pelajar Paskibraka ini kurang lebih memakan waktu dua minggu untuk latihan intens.

Sebelum masuk ke dua minggu itu, lanjut dia, peserta juga ada pelatihan pra selama empat hari berturut-turut. "Dan ini kami karantina selama empat hari dari tanggal 14–17 Agustus usai upacara," kata Eddy.

Ia menjelaskan, tujuan dari karantina itu supaya mereka lebih fokus untuk latihan dan menjaga daya tahan tubuh agar tidak drop. "Dari pola makan, tidur dan latihan harus diperhatikan, benar-benar dijaga sehingga saat pengibaran bendera pusaka mereka tidak terjadi hal yang tidak dinginkan," ujarnya.

Tidak hanya itu, selama karantina berlangsung, peserta paskibraka juga dibekali materi berupa wawasan kebangsaan, perjuangan dari veteran, TNI, dan organisasi pemuda. Hal ini bertujuan sebagai bentuk cinta pada NKRI.

"Mereka kita tanamkan itu karena pemuda ini yang akan menyelamatkan negara ke depan dan mampu jadi agen perubahan," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019