Jakarta (ANTARA) - Ibu Kota Indonesia, Jakarta, memuncaki peringkat kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan air quality index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 161 dan konsentrasi parameter PM2.5 75 ug/m3, berdasarkan pantauan AirVisual, Kamis siang.
Peringkat kedua ditempati oleh Kota Dubai di Uni Emirat Arab dengan indeks kualitas udara sebesar 153 dan konsentrasi parameter PM2.5 59,5 ug/m3.
Sementara Kota Santiago, Chile, menempati posisi ketiga dengan US AQI 152 dan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 58 ug/m3.
Berikutnya, disusul Kota Johannesberg di Afrika Selatan yang kualitas udaranya tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif, dengan US AQI 138 dan konsentrasi parameter PM2.5 51 ug/m3.
Sedangkan di posisi kelima, Kota Bogota, Kolombia, mencatatkan US AQI 134 dengan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 48,9 ug/m3.
Sementara itu, Kota Hanoi, Vietnam, turun peringkat dari posisi puncak pada pagi hari menjadi di posisi keenam pada siang, dengan indeks kualitas udara sebesar 144 dan konsentrasi parameter PM2.5 40,7 ug/m3.
Tidak seperti biasanya, Kota Guangzhou, Tiongkok, mencatatkan kualitas udara yang lebih baik, meski masih tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Kualitas udara di kota itu tercatat 112 dengan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 40 ug/m3.
Di peringkat 8, 9 dan 10 disusul Kota Tashkent di Uzbekistan, Tel Aviv-Yafo, Israel dan Chongqing di Tiongkok dengan US AQI masing-masing sebesar 110, 94 dan 91 dengan konsentrasi parameter PM2.5 masing-masing 39 ug/m3, 32,7 ug/m3 dan 22,3 ug/m3.
Pewarta: Katriana
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019