Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) bersama Dinas Perindustrian Kabupaten Tegal menginisiasi pembentukan pusat material untuk industri kecil dan menengah (IKM) sektor logam dan komponen alat angkut di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Inisiatif kerja sama ini sebagai upaya strategis memenuhi kebutuhan bahan baku yang berkelanjutan dan berkualitas untuk sektor IKM tersebut.

“Sentra IKM logam sebagai bagian dari rantai pasok industri nasional perlu diperkuat," kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati WIbawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

Tidak hanya dari sisi kompetensi SDM, teknologi mesin dan peralatan, promosi dan kemitraan, lanjut Gati, tetapi juga dari sisi kemudahan untuk mengakses bahan baku sehingga produktivitas dan daya saing IKM kita terus meningkat.

Ia menjelaskan, Material Center di Tegal berperan dalam penyediaan bahan baku berbasis logam bagi IKM di sentra Tegal, sekaligus sebagai penyedia jasa logistik yang mengoptimalkan penjemputan bahan baku maupun pengantaran order barang jadi dari IKM kepada mitranya.

“Untuk mendukung secara penuh kegiatan produksi bagi IKM sekitar, pusat material juga akan mendukung melalui jasa permesinan yang dapat dimanfaatkan oleh IKM,” tuturnya.

Lebih lanjut, Material Center bakal didukung dengan sistem informasi manajemen Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis cloud yang dapat memudahkan pencatatan operasional pusat bahan baku tersebut.

“Jadi, ada sistem yang menghubungkan IKM, material center, dan vendor atau supplier yang akan mengoptimalkan koordinasi antar stakeholders. Selain itu, sistem informasi berbasis cloud itu juga sebagai bagian dari penerapan industri 4.0 dalam rantai pasok IKM,” imbuhnya.

Menurut Gati, partisipasi pelaku IKM dalam rantai pasok industri otomotif nasional menjadi bagian penting dalam perkembangan ekonomi di Indonesia.

Artinya, mereka tidak sekadar mampu dalam memproduksi berbagai komponen maupun aksesoris mobil dan motor dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh Agen Pemegang Merek (APM), tetapi juga membuktikan kemampuannya dalam berinovasi dan melakukan berbagai pengembangan produk komponen sesuai selera pasar saat ini.

“Sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan, industri otomotif terus didorong agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada perekonomian nasional, terutama dari sisi ekspor. Pada tahun 2025, industri otomotif nasional ditargetkan dapat mengekspor satu juta unit mobil dengan porsi 20 persen di antaranya adalah mobil listrik,” paparnya.

Maka itu, dalam kurun waktu enam tahun ke depan, ekosistem rantai pasok industri otomotif nasional harus terus berjalan dengan baik.

Hal ini membutuhkan kolaborasi, kerja sama dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Saat ini, sentra produksi IKM logam di Indonesia sebagian besar
tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan total IKM komponen otomotif sebanyak 450 unit usaha.

“Kami ingin pembentukan Material Center ini menjadi penanda semangat untuk terus mendukung sektor IKM agar mampu memegang peranan penting dalam pengembangan daya saing industri nasional sehingga mampu kompetitif sampai kancah global,” tegasnya.

Ke depan, diharapkan pula semakin banyak pelaku IKM yang dapat memanfaatkan layanan material center tersebut.

“Material center sebagai usaha penyedia bahan baku, juga dapat menjadi entitas bisnis yang mandiri dan terpercaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat IKM logam khususnya di Kabupaten Tegal,” terangnya.

Baca juga: Kemenperin gelar pameran industri komponen otomotif
Baca juga: Kemenperin: Daya saing industri otomotif dan komponen harus sejalan

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019