Jakarta (ANTARA News) - Pengamat perbankan Kostaman Thayib memperkirakan Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya, BI Rate, pada Juni atau Juli mendatang antara 50 sampai 100 basis poin. "Kenaikan BI Rate itu dipicu oleh laju inflasi year on year yang mencapai 8,96 persen, jauh di atas target inflasi yang ditetapkan pemerintah sebesar 6,5 persen dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Juni mendatang oleh pemerintah," katanya di Jakarta, Senin. Menurut dia, BI akan menaikkan suku bunga itu secara bertahap tidak sekaligus pertama 25 basis poin kedua 50 basis poin hingga mencapai 100 basis poin. Hal ini dilakukan untuk mendorong likuiditas lebih luas dan pertumbuhan ekonomi lebih baik, katanya. Namun, lanjut dia, apabila BI menaikkan suku bunga acuan itu dikhawatirkan perbankan juga akan menaikkan suku bunga kreditnya, meski dalam rentang waktu tiga bulan. Perbankan diperkirakan akan menaikkan suku bunga kredit yang selama ini diharapkan terus menurunkan suku bunganya. Jadi suku bunga kredit perbankan yang terus bergerak turun mulai berhenti, katanya. Perbankan, menurut dia, dalam kondisi seperti ini diminta untuk lebih efisien dan mengurangi pembiayaan yang tidak perlu. Karena, kalau juga menaikkan suku bunganya maka dikhawatirkan target kredit yang direncanakan selama tahun ini tidak akan tercapai, katanya. Menurut dia, BI kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga acuan itu pada Mei nanti. BI harus melihat lebih dulu berbagai kemungkinan yang terjadi di dalam negeri. "Jadi BI harus hati-hati dalam menangani masalah ini. Yang pasti BI Rate pada bulan Mei kemungkinan tidak akan naik," ujarnya. BI, lanjut dia, kemungkinan akan menaikkan suku bunganya pada Juni dan Juli mendatang. BI melakukan respon ini terkait dengan laju inflasi dan kenaikan harga BBM. Pengamat perbankan lainnya, Edwin Sinaga, mengemukakan BI akan bersikap hati-hati dalam menaikkan suku bunga acuannya, dengan melihat laju inflasi pada bulan berikutnya. Karena itu pada Mei ini, BI diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan, ujarnya. Menurut dia, BI akan menaikkan BI Rate pada Juni dan Juli, setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Tujuan BI itu juga untuk menahan investor asing beralih ke tempat lainnya, dimana mereka aktif bermain di pasar domestik menempatkan dananya di berbagai instrumen BI, katanya. Ditanya mengenai ekonomi nasional, ia mengatakan, ekonomi nasional masih tetap tumbuh, terutama sektor perminyakan dan tambang, dimana perusahaan-perusahaan itu mengalami keuntungan yang cukup besar. Jadi kenaikan BBM itu dinilai wajar, agar defisit anggaran tidak membengkak, dan ini juga memberikan pelajaran kepada masyarakat agar tidak selalu mengandalkan subsidi pemerintah, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2008