Cirebon (ANTARA News) - Semburan gas liar bercampur lumpur, Minggu, kembali ditemukan petani di Desa Dukuh Jeruk, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jabar, yang hanya berjarak 300 meter dari titik semburan gas liar yang ditemukan dua minggu yang lalu.
Titik semburan baru ini ditemukan di areal sawah milik Tarmidi, namun di areal sekitarnya termasuk di embung penampung air juga ditemukan gas liar yang dapat diketahui dari munculnya gelembung udara dari dalam air dan bau gas yang menyengat.
Menurut Rohmat, warga setempat, lubang semburan baru itu mempunyai diameter sekitar 25 centimeter atau lebih kecil dibanding lubang yang ditemukan sebelumnya, tetapi warga cukup khawatir karena bisa jadi ada gas beracun yang ikut terbawa.
"Kami semua masih kuatir, gas itu mengandung racun yang mematikan sehingga meminta Pertamina dan dinas terkait untuk melakukan penelitian agar masyarakat mengetahui jenis gas yang keluar itu," katanya.
Sebelumnya, dua minggu lalu, warga Blok Bendungan, Desa Dukuh Jeruk, Kecamatan Karangampel, juga menemukan ratusan titik semburan gas dan lumpur di areal sawah yang letaknya berdekatan dengan sumur minyak "Exciting" JTB 192 di Kompleks PT Pertamina EP Region Jawa, Mundu, Indramayu.
Sejumlah warga mengaku bahwa lumpur berbau gas itu semula kecil kemudian mendorong lumpur keluar sehingga membentuk lubang dan terlihat terus membesar, membuat warga dilanda ketakutan karena gas tersebut bisa terbakar setelah diberi api. Petani tidak ada yang berani mendekati sumur gas liar tersebut karena takut menghirup gas beracun atau ledakan besar.
"Ketakutan warga semakin bertambah karena semburan lumpur itu langsung menyala ketika dilemparkan api, sehingga warga kuatir sewaktu-waktu bisa muncul lidah api yang besar atau meledak jika kena api," kata Rusdi (40), warga setempat.
Berdasarkan pantauan ANTARA, semburan lumpur dan gas itu terjadi hampir merata di sejumlah areal sawah milik beberapa warga yang berdekatan dengan sumur minyak JTB 192 dengan berdiamater lubang lumpur antara 5 sampai 25 sentimeter.
Sebelumnya PT Pertamina EP Region Jawa juga sudah menurunkan tim untuk meneliti semburan gas itu, namun sampai sekarang belum dipaparkan apakah gas tersebut terkait aktifitas eksplorasi migas yang dilakukan Pertamina atau hanya fenomena alam.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008