Guru pendamping Hendro Pri Utomo, di Manado, Rabu, mengatakan kedua pelajar tersebut terdiri dari satu pria, satu wanita, dan keduanya merupakan tuna wicara.
"Kedua siswa tersebut merupakan siswa berprestasi," kata Hendro saat tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Ia mengatakan yang laki-laki juara hingga tingkat nasional pada O2SN, sementara yang wanita berprestasi di kerajinan tangan kriya.
"Dimana yang wanita meraih juara dua di Malaysia," katanya.
Ia mengatakan berharap melalui program ini, membuat para siswa berkebutuhan khusus ini semakin percaya diri dan tidak dipandang sebelah mata.
Sangat berterima kasih dengan adanya program SMN tersebut, anak berkebutuhan khusus bisa ikut dan sejajar dengan yang lain.
"Dengan kegiatan ini juga, mereka semakin mengetahui, mengerti bahwa Indonesia benar-benar luas.
Tidak saja hanya diketahui dengan membaca atau melihat di televisi saja tetapi bisa melihat langsung,"katanya.
Sebanyak 22 pelajar SMN Jawa Tengah tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, pada hari ini, Rabu, dan puluhan siswa tersebut akan berada selama delapan hari di Sulut.
Kedatangan peserta SMN Jawa Tengah itu, disambut Project Manager WIKA Bendungan Kuil Kawangkoan Aprianto Donny.
Pelaksanaan Program SMN 2019 di Provinsi Sulawesi Utara melibatkan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), sebagai PIC serta Co-PIC, PT Nindya Karya (Persero), PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), dan Perum DAMRI.
Baca juga: Peserta SMN Jawa Tengah Kagumi keindahan Sulut
Baca juga: Peserta SMN Jateng diminta promosikan potensi daerah
Baca juga: Peserta SMN dari Jateng diminta hormati adat istiadat setempat
Pewarta: Jorie MR Darondo
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019