Mataram (ANTARA News) - Ketua Umum Kushin Ryu M Karatedo Indonesia (KKI) Oesman Sapta meminta atletnya untuk turut serta membantu upaya menciptakan keamanan di dalam negeri dan siap membantu aparat keamanan. "Jika diminta (membantu pengamanan) maka KKI harus siap. Jangan anggota KKI justru yang membuat kerusuhan," kata Oesman Sapta saat melantik Komisaris Polisi Dadik Sudisintono sebagai Ketua Pengurus Provinsi NTB, di Mataram, Minggu. Oesman mengatakan, atlet KKI harus membantu masyarakat dan membantu keamanan. KKI sendiri, kata Oesman, netral atau tidak memihak salah satu golongan dalam menciptakan keamanan. "KKI milik rakyat," katanya. Oesman mengakui bahwa 15 tahun lalu, salah satu organisasi karate dengan jumlah terbesar di Indonesia tersebut sering dicap dekat dengan kekerasan namun kini kondisinya telah beralih dan banyak atlit KKI yang bereprestasi di tingkat internasional serta mempunyai sifat kekeluargaan yang tinggi. "Atlet KKI telah berprestasi di tingkat nasional, Asia bahkan dunia," katanya. Padahal, katanya, dahulu atlet KKI terkenal galak dan berasal dari kalangan yang berkarakter keras. Oesman juga mengatakan bahwa saat ini KKI telah berkembang pesat dan jumlah anggotanya mencapai 1,4 juta atlet yang merupakan salah satu yang terbesar di tanah air. Pada kesempatan itu, Oesman juga meminta agar KKI membina atlet sejak usia SD atau SMP. "Kita harus mencari bibit-bibit yang bagus serta mengolahragakan masyarakat," katanya. Ia mengatakan, seorang atlet yang dibina sejak usia muda akan memberikan hasil yang baik. "KKI sudah mempunyai atlet berprestasi sehingga harus disiapkan regenerasi," katanya. Ia juga berkeinginan ada kerjasaman dengan Depdiknas dalam pengembangan KKI. Oesman mengatakan pelajar yang sehat juga akan berpikir sehat dan juga berani menghadapi cobaan. Sementara itu kepada para pengurus KKI, Oesman meminta lebih banyak bekerja dibanding ribut-ribut. "Yang muncul di media massa jangan pengurusnya namun harusnya prestasi atletnya," kata Oesman.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008