kejadian ini disebabkan karena ketiadaan pasokan listrik ketika terjadi hujan lebat di Mina
Jakarta (ANTARA) - Tim Sanitasi Kemenkes Daerah Kerja Madinah berhasil mencegah terjadinya kemungkinan keracunan makanan pada kelompok terbang yang tinggal di Maktab 50 Mina yakni BDJ 09, asal Kota Banjarmasin pada Senin (12/8) malam waktu setempat.
Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Rabu, tim sanitasi menemukan makanan yang diduga sudah tidak layak dan tak aman bagi kesehatan jika dikonsumsi oleh jamaah haji Indonesia.
Penanggung Jawab Tim Sanitasi Kemenkes Daker Madinah Ali Wardana sebelumnya mendapatkan laporan dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) melalui Sistem Informasi Kesehatan Jamaah Haji Indonesia (Siskohatkes) bahwa terdapat temuan makanan yang diduga tidak layak dikonsumsi.
“Kami langsung melakukan verifikasi melalui pemeriksaan organoleptik pada sampel makanan serta melakukan pemeriksaan higienis dengan menggunakan ATP meter pada sekitar jam 23 tadi malam,” tutur Ali.
Tim Sanitasi Kemenkes selanjutnya berkoordinasi dengan Seksi Katering Kementerian Agama untuk melakukan pemeriksaan cepat.
Lalu diputuskan menarik seluruh kotak makanan yang diduga memiliki potensi atau dapat menjadi faktor risiko timbulnya permasalahan bagi kesehatan jamaah apabila tetap dikonsumsi. Berikutnya pihak katering segera memberikan makanan pengganti.
Dugaan sementara kejadian ini disebabkan karena ketiadaan pasokan listrik ketika terjadi hujan lebat di Mina pada Senin (12/8) sore. Saat itu pihak katering dalam proses penyediaan makanan bagi jemaah haji, sehingga akibatnya proses pengolahan dan pengiriman menjadi terganggu.
Tim sanitasi juga menyarankan kepada tim Kemenag untuk segera mengevaluasi dan memantau seluruh maktab yang bertanggung jawab terhadap konsumsi yang ada di Mina untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi di maktab atau kloter lainnya yang hasilnya tidak ditemukan adanya kasus serupa.
Agar kejadian yang sama tidak terulang, Ali mengimbau kepada TKHI dan jamaah haji agar lebih memerhatikan kondisi makanan yang akan dikonsumsi.
“TKHI untuk lebih waspada lagi dalam hal pemantauan dan pendistribusian makanan sebelum ke jamaah haji. Lakukan tes organoleptik terlebih dahulu sehingga sebelum sampai kepada jemaah, betul-betul makanan tersebut terjamin baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya,” tegas Ali.
Ali menganjurkan jamaah segera mengonsumsi makanan dan tidak membiarkan melewati batas toleransi yang sudah ditentukan. Meski demikian, ketika masih dalam batas waktu yang tertera pada label kotak katering, jamaah tetap harus memerhatikan dulu dari sisi bau, rupa dan rasa (organoleptik).
Proses pemeriksaan dan pengawasan makanan dari katering, baik pada aspek pengolahan dan pendistribusian menjadi tugas dari Tim Sanitasi Kemenkes. Upaya deteksi dini yang mereka lakukan terhadap potensi keracunan makanan menunjukkan peran vital tim sanitasi bagi kesehatan jamaah haji Indonesia.
Mulai 2019, Tim Sanitasi Kemenkes dilengkapi peralatan baru yang dapat lebih menunjang kemampuan pengawasan dan deteksi dini mereka.
Baca juga: Delegasi Amirul Hajj tinjau katering penyedia konsumsi jamaah
Baca juga: Kemenag sebut 30 penyedia katering jamaah di Mekkah masuk Grade A
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019