Hagatna, Guam (ANTARA News) - Barak Obama mengalahkan Hilarry Clinton dalam kaukus Guam bagi calon Partai Demokrat untuk pemilihan presiden AS dengan unggul hanya tujuh suara, kata para pejabat partai lokal, Minggu. Menyusul sidang penghitungan suara sepanjang malam, Obama menang 14 dari 21 distrik di wilayah terpencil AS itu dan berakhir dengan meraih 2.264 suara, sedang Hilarry 2.257 suara. Kehadiran pemilih adalah 25 persen lebih tinggi dari 4.000 pejabat partai dari pada yang diperkirakan Sabtu karena pulau Pasifik yang kecil itu memperoleh satu kesempatan untuk mempengaruhi hasil pemilihan kandidat presiden itu. Penduduk pulau itu, walaupun warga AS, tidak dapat memberikan suara dalam pemilihan presiden Nopember mendatang. Hillary berterima kasih kepada para pendukungnya dan berjanji akan terus memperjuangkan masalah-masalah lokal Guam. "Setelah tujuh tahun pemerintah Bush, penduduk Guam memerlukan seseorang yang akan memperjuangkan kepentingan mereka," kata Hilarry dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP. "Karena kampanye kami bergerak maju setelah hari ini, saya akan terus memperjuangkan masalah-masalah yang dihadapi rakyat Guam dan apabila saya menjadi presiden saya akan menjamin bahwa keluarga Guam yang bekerja keras akan memiliki sumber penghasilan dan kesempatan untuk sukses," katanya. Para pejabat partai Guam mengatakan banyak penduduk telah mendaftar sebagai anggota partai Demokrat di lokasi kaukus di seluruh pulau itu, yang membuat sibuk "Demokrat selama satu hari." "Sekarang banyak anggota baru Demokrat," kata ketua komite pencalonan Demokrat Herbie Perez. Satu penghitungan yang dilakukan oleh situs independen RealClear Politic. com Obams unggul 136 dari jumlah delegasi, 1.739 sementara Hilarry meraih 1.603. Baik Obama maupun Hilarry telah mengunjungi Guam sebelum pemungutan suara itu tetapi mereka melakukan wawancara dengan media lokal dan berikrar akan menangani masalah-masalah lokal, seperti relokasi 8.000 Marinir dari Okinawa di Jepang dan klaim-klaim pampasan perang. Guam, sebuah wilayah AS sejak 1898, jarang jadi pusat perhatian politik-politik AS karena letaknya di sisi lain garis penanggalan internasional. Pulau itu memiliki 48.000 pemilih terdaftar. (*)
Copyright © ANTARA 2008