Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap agar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dapat menjadi pelopor dalam melanjutkan pekerjaan yang masih tertinggal setelah reformasi pada 1998.
Dalam pidatonya pada tasyakuran Milad ke-10 PKS, di Stadion Utama Gelora
Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, Presiden mengatakan PKS lahir bersama dengan peristiwa reformasi 1998.
"Oleh karena itu, saya harap keluarga besar PKS terus jadi pelopor untuk melanjutkan reformasi," ujar Presiden, yang disambut oleh tepuk tangan sekitar seratus ribu kader PKS yang memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Presiden mengatakan salah satu tanda pasca reformasi adalah kehidupan demokrasi dan kebebasan.
Namun, demokrasi dan kebebasan itu, lanjut dia, harus tetap disertai rahmat dan diperlukan akhlak yang adil serta kepatuhan terhadap hukum.
Dalam pidatonya, Presiden yang hadir bersama dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono menyambut baik tekad PKS untuk memelopori pemerintahan yang bersih.
Kepala Negara yang telah tiga kali hadir pada acara Milad PKS sejak terpilih sebagai Presiden pada 2004 juga berterima kasih atas kepedulian PKS terhadap masalah tingginya harga pangan saat ini.
Di tengah krisis pangan dan kenaikan harga minyak dunia, Presiden mengajak seluruh rakyat untuk mengembangkan kesetiakawanan sosial.
"Saya menyerukan kepada seluruh rakyat, yang kuat bantu yang lemah dan yang kaya bantu yang miskin," ujarnya.
Dalam pidatonya, Presiden PKS Tifatul Sembiring menegaskan sikap PKS yang berada dalam pemerintahan dan selalu mendukung kebijakan pemerintah.
Sikap itu merupakan konsekuensi PKS karena sejak awal mendukung pencalonan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2004. (*)
Copyright © ANTARA 2008