Yangon (ANTARA News) - Topan tropis melanda Yangon, kota utama Myanmar, Sabtu, merusak atap-atap rumah, menjatuhkan pepohonan dan menimbulkan ketakutan akan jatuhnya korban besar, demikian laporan Reuters. Hubungan telepon satelit, seluler dan darat terputus, serta pihak militer dikerahkan untuk menutup bandara. Seorang pejabat PBB di Thailand yang bertetangga dengan Myanmar mengatakan staf PBB telah mencoba menghubungi seorang rekan di bekas ibu kota Myanmar itu Sabtu sore. "Banyak atap bangunan berterbangan. Anda bisa bayangkan bagaimana atap di bangunan-bangunan yang kurang terpasang dengan kuat," kata Tony Craig, koordinator darurat regional untuk Program Pangan Dunia (WFP). Pasokan listrik tak berjalan normal setelah topan Nagris dengan kekuatan 120 mil per jam sejak Jumat malam. Sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa tapi pejabat dari badan meteorologi di Myanmar mengatakan topan dapat menimbulkan badai setinggi 3,5 meter di kawasan-kawasan pantai. Stasiun televeisi negara MRTV dan Radio Kota Yangon tak mengudara dan begitu juga layanan internet terputus. Alat transportasi seperti bus dan kereta api tak beroperasi karena banjir besar di kawasan-kawasan permukiman kota itu. Seorang pejabat Bandara Internasional Yangon mengatakan semua penerbangan ke bandara itu dialihkan ke Mandalay, kota kedua di negara itu, dan semua penerbangan dari Yangon dibatalkan. Seorang pejabat maskapai penerbangan Thailand Thai Airways di Bangkok mengatakan pihaknya berencana memulai penerbangan kembali pada Mianggu tapi belum dapat memberi rincian tentang kondisi di darat di Myanmar. Para pejabat urusan cuaca Myanmar mengatakan topan Nargis diperkirakan bergerak ke timurlaut dari Yangon dan melintas ke bagian utara Thailand dalam waktu 24 jam. Peringatan tentang badai telah disiarkan dan hujan lebat diperkirakan mengguyur banyak kawasan di Thailand hingga Senin. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008