Dalam hal penyerapan tenaga kerja nasional, UMKM berkontribusi sebesar 97 persen
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan menyatakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sektor UMKM akan melesatkan pertumbuhan nasional karena tenaga kerja banyak bekerja di UMKM.
Rully Indrawan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan data Kemenkop UKM menunjukkan, dalam hal penyerapan tenaga kerja nasional, UMKM berkontribusi sebesar 97 persen.
"Dengan demikian, kehadiran dan peningkatan kualitas SDM UMKM juga memiliki peran strategis dalam upaya pemerintah mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran," katanya.
Rully memaparkan, pihaknya menyadari bahwa UMKM masih menghadapi tantangan tidak ringan yang salah satunya adalah masih terbatasnya keterampilan SDM.
Ia mengingatkan bahwa Indonesia saat ini sedang menikmati bonus demografi jumlah penduduk usia produktif sebesar 68 persen dari total populasi 267 juta jiwa.
"Momentum ini diperkirakan bisa mendongkrak ekonomi Indonesia tumbuh lebih positif karena dominasi penduduk berusia produktif bisa banyak berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi. Namun hal ini juga bisa berdampak negatif jika aspek seperti pendidikan, kesehatan dan peluang lapangan pekerjaan tidak terencana dan terkelola dengan baik," katanya.
Sebelumnya, Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) menyatakan apabila omzet usaha mikro kecil dan menengah didorong untuk naik sebesar 30 persen, maka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen.
"Jangan main-main dengan usaha mikro kecil dan menengah. Kalau kemudian kita bisa meningkatkan omzet 30 persen saja maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat melebihi tujuh persen," ujar Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta.
Arif mengatakan pelaku usaha mikro dan kecil saat ini berkisar 63 juta unit usaha, yang terbagi atas 62 juta pelaku mikro dan 750 ribu orang pelaku usaha kecil. Apabila unit usaha itu didorong untuk naik kelas maka Indonesia akan terlepas dari stagnasi lima persen.
"UMKM memberikan kontribusi terhadap PDB 60 persen, tapi akses perbankan hanya 20 persen. Kalau diberikan akses yang lebih besar lagi maka mereka akan naik kelas," kata dia.
Upaya peningkatan omzet itu dibutuhkan akses permodalan serta akses pasar. Cara lainnya yakni dengan melibatkan UMKM dalam aktivitas investasi dan ekspor, hingga melarang masuknya perusahan besar untuk sektor usaha yang layak digarap UMKM.
"UMKM ini merupakan market yang sangat besar. Ada dua persoalan utama yang dihadapi pertama akses pasar, kedua akses permodalan. Apabila kita dorong maka ekonomi akan tumbuh di angka tujuh persen," kata dia.
Baca juga: EEC 2019, Wadah bertemunya UMKM dengan teknologi digital
Baca juga: Dinas KPKP DKI kenalkan UMKM binaan bidik pasar berkelanjutan
Baca juga: Pengusaha UMKM diharapkan lakukan lebih banyak riset
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019