Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dr Supriano mengatakan pelatihan guru berbasiskan zona akan lebih efektif dari sebelumnya.
"Jadi nanti guru mata pelajaran akan mengikuti pelatihan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dalam forum ini mereka akan saling berbagi pengetahuan dan juga pengalaman. Sehingga lebih efektif," ujar Supriano di Jakarta, Rabu.
Dalam forum MGMP itu, nantinya para guru saling berbagi pengalaman dan juga mencari cara bagaimana menyelesaikan persoalan di dalam pembelajaran. Menurut Supriano, setiap guru memiliki persoalan yang berbeda-beda
Pelatihan guru tersebut tidak hanya didominasi di dalam kelas, namun praktik langsung mengajar. Sehingga jika ada kekurangan dalam mengajar bisa diperbaiki.
Saat ini terdapat sebanyak 2.580 zona, yang mana jika dalam satu MGMP ada 10 guru, maka ada sekitar 25.800 guru yang mendapatkan pelatihan.
"Itu baru satu mata pelajaran, masih ada pelajaran lain. Kami perkirakan setidaknya 500.000 guru akan mendapatkan pelatihan ini. Ini lebih efesien dan efektif dibandingkan harus mendatangkan para guru itu ke Jakarta," tambah dia.
Kemendikbud juga akan memberikan insentif sebesar Rp3 juta untuk masing-masing MGMP. Pelatihannya diselenggarakan setidaknya 85 jam.
Sejumlah daerah sudah memulai pelatihan guru berbasiskan zona tersebut. Salah satunya yakni Kota Malang, Jawa Timur. Pelatihan tersebut, kata Supriano, tidak hanya sekali tetapi berkali-kali.
Supriano juga meminta daerah memberikan perhatian pada upaya peningkatan kompetensi guru tersebut. Dalam waktu dekat juga dilakukan rotasi guru berbasiskan zona. Sekolah yang kekurangan guru akan mendapatkan guru yang berasal dari sekolah yang kelebihan guru.
Baca juga: Pemanfaatan TIK penting untuk bangun kemajuan pendidikan
Baca juga: 40 persen guru yang siap dengan teknologi
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019