Padang (ANTARA News) - Rakyat kini makin cerdas menilai realitas hasil-hasil pembangunan di daerahnya, terlihat dari pilihan mereka pada Pilkada di Indonesia, dimana calon incumbent (masih menjabat, red) kalah karena belum mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat saat menjadi kepala daerah.Kekalahan calon incumbent karena rakyat menilai mereka ketika menjabat belum mampu mensejahterakan masyarakat, sehingga saat Pilkada rakyat menginginkan perubahan dan lebih memilih calon baru untuk menjadi kepala daerah, kata Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan DPRD Sumbar, Yul Akhyary Sastra di Padang, Jumat.Sebagai contoh, Pilkada Jawa Barat dimana calon incumbent kalah, karena rakyat setempat menilai hasil-hasil pembangunan sebelumnya dan berdampak pada pilihan mereka pada Pilkada.Menurut dia, rakyat juga menginginkan perubahan dan mulai anti kemapanan, maksudnya tidak lagi terpengaruh reputasi tokoh-tokoh politik mapan karena pernah menjabat sejumlah posisi penting. Ia menambahkan, masyarakat kini ingin mendapat dampak langsung hasil pembangunan, karena itu keberhasilan calon incumbent menghadirkan proyek-proyek besar di daerahnya tapi kurang menyentuh ekonomi rakyat, tidak menjadi pertimbangan masyarakat saat memilih di Pilkada. Karena itu, kepala daerah terpilih agar lebih mengutamakan pembangunan yang bersentuhan langsung dengan rakyat, ketimbang proyek-proyek besar tapi lebih menguntungkan pengusaha. Proyek menyentuh kepentingan rakyat seperti pembangunan pasar, pembukaan atau perbaikan jalan, terbukanya peluang-peluang usaha bagi rakyat khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) termasuk bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Jadi para kepala daerah jika ingin maju dan terpilih lagi dalam Pilkada harus mengutamakan pembangunan menyentuh rakyat dan mengurangi mega-mega proyek yang belum tentu menguntungan ekonomi masyarakat, tambahnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008