"Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel yang kini luasnya mencapai 572 hektare perlu dilakukan penanggulangan secara maksimal sehingga tidak semakin parah dan mengakibatkan bencana kabut asap," kata Kabaharkam Mabes Polri Komjen Pol Condro Kirono ketika melakukan konferensi pers tentang Karhutla di Posko Satgas Karhutla, Palembang, Selasa.
Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di sembilan kabupaten dalam wilayah Sumsel rawan Karhutla meliputi Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasian, Musi Banyuasin, Muaraenim, Pali, Musirawas, dan Kabupaten Musirawas Utara sudah cukup baik.
Satgas siaga darurat bencana asap akibat Karhutla telah bekerja dengan baik, namun perlu didukung dengan mengupayakan hujan buatan menggunakan TMC.
Untuk menurunkan tim TMC mengatasi cuaca Sumsel yang sudah hampir satu bulan tanpa hujan, pihaknya akan membantu melakukan koordinasi dengan pejabat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Dengan adanya hujan buatan, diharapkan bisa membasahi kawasan hutan dan lahan gambut yang mengalami kekeringan dan berpotensi terbakar.
Kegiatan pembasahan dan penanggulangan kebakaran hutan yang dilakukan Satgas Karhutla Sumsel sejak April 2019 bisa lebih maskimal dengan dilakukan TMC.
Jangan sampai terjadi Karhutla yang lebih luas dan menimbulkan bencana kabut asap seperti yang terjadi di Riau, baru dilakukan TMC untuk mengupayakan turun hujan pada puncak musim kemarau Agustus 2019 ini, kata Komjen Pol Condro Kirono.
Komandan Stgas Siaga Darurat Bencana Asap Sumasel, Kol Arh Sonny Septiono menambahkan pihaknya mengharapkan bantuan untuk mendatangkan tim BPPT untuk melakukan hujan buatan dengan menerapkan TMC.
Anggota Satgas yang sekarang ini fokus melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan di desa sangat rawan karhutla tugasnya bisa lebih ringan jika ada hujan membasahi kawasan hutan dan lahan yang kering.
Sumsel dengan 17 kabupaten dan kota memiliki 2.589 desa, dari jumlah itu sembilan kabupaten yakni Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasian, Musi Banyuasin, Muaraenim, Pali, Musirawas, dan Kabupaten Musirawas Utara rawan karhutla serta 90 desa dipetakan sangat rawan karhutla.
Untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di desa rawan Karhutla itu membutuhkan perjuangan keras karena lokasinya tidak semuanya bisa dijangkau oleh petugas yang melakukan operasi darat, sementara tim operasi udara juga jumlahnya terbatas hanya didukung lima unit helikopter yang memiliki kemampuan pengeboman air (water bombing), kata Dansatgas yang juga Danrem 044 Garuda Dempo itu.
Baca juga: Satgas Karhutla Sumsel perintahkan tembak di tempat pembakar lahan
Baca juga: Satgas karhutla Sumsel berjibaku padamkan api di Muaraenim dan Muba
Baca juga: Walhi Sumsel: Banyak hotspot di lokasi konsesi korporasi
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019