Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf menganjurkan pemerintah menggandeng perusahaan teknologi berstatus decacron asal Indonesia, Gojek, untuk memanfaatkan data raksasa yang dimilikinya untuk pengambilan keputusan terkait kebijakan.
Nova Riyanti mengatakan di Jakarta, Selasa, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bisa saja menganalisis kesehatan masyarakat Indonesia dari pola kebiasaan dan pilihan konsumsi makanan dari pemesanan makanan daring di Go-Food.
"Bisa dilihat apakah masyarakat Indonesia seringnya beli makanan yang asin atau yang manis-manis," kata dia. Dengan menganalisis pola konsumsi masyarakat dari data raksasa yang sudah ada, pemerintah bisa melakukan prevensi penyakit atau mencetuskan program yang tepat kepada sasaran.
Nova yang juga akrab disapa Noriyu tersebut mencontohkan hal lainnya yaitu rapor kesehatan siswa dari kelas satu SD hingga kelas sembilan SMP. Menurut dia jika pemerintah memiliki pola pikir yang menuju pada analisis data raksasa, berbagai informasi dari rapor kesehatan siswa tersebut dikumpulkan untuk melihat gambaran sumber daya manusia Indonesia di masa mendatang.
"Kalau kita sudah punya mindset big data analysis, seharusnya data itu dikumpulkan, jadi data, dibuat dashboard, dahsyat itu pemahaman kita tentang generasi penerus kita. Sekarang kan didiamkan saja," jelas dia.
Nova yang merupakan anggota DPR dari fraksi Partai Demokrat mengatakan sebenarnya UU Kesehatan Jiwa yang diundangkan pada 2014 telah mengamanatkan pembentukan Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Pemanfaatan Teknologi yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Tujuan dari pusat penelitian tersebut untuk membuat formula mengenai cara-cara pembinaan dan pemberdayaan dalam menciptakan SDM unggul yang berbasiskan pada data.
Namun dari sejak diundangkannya UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa hingga saat ini amanat tersebut tidak dilaksanakan sehingga pemerintah tidak memiliki data apapun tentang bibit-bibit SDM Indonesia, terlebih di bidang kesehatan jiwa dan fisiknya.
Padahal, lanjut Nova yang juga merupakan psikiater, era saat ini harus sudah menggunakan analisis data raksasa dalam menentukan sebuah keputusan di berbagai bidang kehidupan.
Baca juga: Dokter Komunitas UI buat situs data kesehatan Indonesia
Baca juga: Ditemukan ribuan data ganda peserta BPJS Kesehatan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019