"Buku ini harus terus dikembangkan ke depan, dibuat lebih bagus agar diminati oleh kalangan milenial. Kami mengapresiasi sebesar-besarnya. Mudah-mudahan ini menjadi amal sholeh bagi kita semua," kata Masduki dalam peluncuran buku iShalat di Kantor Pusat MUI, Jakarta, Selasa.
Masduki juga memuji ME Creative yang sudah membuat muatan-muatan kreatif yang sehat secara digital. Menurut dia, muatan-muatan di internet dan media sosial masih belum sehat karena banyak digunakan untuk permainan daring dan pornografi.
Apalagi, Indonesia tercatat sebagai negara dengan penduduk peringkat empat besar pengguna media sosial di dunia. Karena itu, penyediaan muatan-muatan sehat, termasuk pendidikan agama dan dakwah, menjadi suatu hal yang penting.
"Sisi positif dari buku ini adalah bekerja sama dengan perusahaan milik negara dan menjelaskan mulai dari berwudhu sampai dengan salam. Wudhu adalah suatu hal yang penting karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu," tuturnya.
Masduki menilai aplikasi dan buku iShalat penting untuk literasi media sosial agar media sosial tidak hanya diisi muatan-muatan yang tidak sehat.
"Kalau tidak ada muatan sehat di internet, kalangan milenial akan lebih banyak bermain dan mengakses hal-hal tidak sehat lainnya," katanya.
Buku iShalat berisi panduan shalat yang disajikan dengan memadukan aplikasi digital berdasarkan teknologi tiga dimensi dan augmented reality (AR).
Selain bisa dibaca melalui bukunya, panduan shalat juga bisa diikuti melalui aplikasi digital yang menampilkan figur anak berusia lima tahun bernama Acil.
Baca juga: Umat Islam Indonesia harus kuasai ilmu
Baca juga: Astronom yakinkan waktu shalat tidak perlu dirisaukan
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019