Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang bersiap menghadapi badai tropis Krosa yang diprediksi akan bertiup dari arah Pasifik di wilayah selatan dan turun di dekat Hiroshima pada Rabu, di saat warga Negeri Sakura itu memasuki puncak libur musim panas.
Krosa yang berarti alat berat kren (crane) dalam Bahasa Khmer diperkirakan dapat menyebabkan hujan deras di wilayah barat Jepang dan berpotensi mengganggu sistem transportasi darat, kereta api dan udara.
Walaupun badai Krosa jarang menguat jadi topan, hujan deras berintensitas 1.000 milimeter per kubik diprakirakan tetap turun di sebagian besar wilayah Jepang, khususnya di area barat.
"Hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi akan ditemukan di wilayah barat dan timur Jepang," kata Juru Bicara Badan Meteorologi Jepang, Ryuta Kurora saat jumpa pers.
Berdasarkan prakiraan cuaca itu, Kurora meminta pemerintah meninjau kembali rencana evakuasi di wilayah yang mungkin terdampak badai tropis Krosa.
Badai tropis itu kemungkinan turun di tengah Festival Obon atau Bon yang biasanya diselenggarakan tiap 13-15 Agustus pada libur musim panas. Pada perayaan itu, banyak warga Jepang mudik dari kota-kota besar ke kampung halamannya untuk ziarah kubur.
Sementara itu, penyedia jasa transportasi penerbangan dan kereta api telah memberitahu penumpang bahwa badai dapat menyebabkan penundaan dan pembatalan jadwal keberangkatan serta kedatangan.
Artinya, perjalanan mudik warga dari Tokyo dan kota besar lain kemungkinan terganggu.
"Jika saya tak dapat pulang sesuai rencana, pekerjaan saya akan terganggu," kata seorang warga ke reporter NHK.
Pada 2018, lebih dari 200 orang tewas akibat banjir dan hujan lebat yang turun di wilayah barat Jepang. Hujan deras akibat badai tropis Krosa kemungkinan kembali turun di area itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Topan Lan tinggalkan banjir dan tiga korban tewas di Jepang
Baca juga: Sedikitnya 10 orang hilang, 400.000 diungsikan akibat hujan lebat di Jepang
Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019