Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara memperkirakan revolusi industri 4.0 akan menciptakan tambahan 10 juta tenaga kerja baru pada 2030.

"Berdasarkan studi yang ada, bukan pengurangan, justru penambahan. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja baru sekitar 20 juta. Namun, dengan asumsi pertumbuhan yang sama ditambah penerapan industri 4.0, maka akan bertambah menjadi 30 juta," kata Ngakan di Jakarta, Selasa.

Menurut Ngakan, industri 4.0 akan menciptakan beragam lapangan pekerjaan baru di berbagai bidang, di antaranya bidang penelitian dan pengembangan, branding, sistem logistik, perbengkelan robot, hingga pengembang aplikasi yang dibutuhkan industri.

"Orang akan banyak membuat aplikasi, itu diterapkan di industri yang menekankan konektivitas, dari mesin satu ke mesin lainnya, dari industri ke distributor, banyak sekali aplikasi yang bisa dibuat. Dan inilah yang menjadi kantong-kantong tenaga kerja baru," ungkapnya.

Lapangan pekerjaan bidang baru tersebut, lanjut Ngakan, akan dapat terisi apabila bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2030 dipersiapkan dengan baik, yakni dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan peradaban masa kini.

"Memang tidak mudah untuk membuat mereka memahami coding, pemrogaman, mengolah data untuk menciptakan satu dokumen, tapi harus dilakukan," ujar Ngakan.

Baca juga: Kemenperin bidik Surabaya sosialisasikan INDI 4.0
Baca juga: Kemenperin pertemukan akademisi-pelaku usaha maksimalkan "big data"
Baca juga: Kemenperin pasok SDM industri tekstil mumpuni

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019