Jakarta (ANTARA News) - Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB di Parung, Bogor, Kamis, menyerahkan keputusan tentang siapa yang menjadi ketua umum Dewan Tanfidz pengganti Muhaimin Iskandar kepada Ketua Umum Dewan Syura, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Namun, Gus Dur, yang Presiden RI periode 1999-2001, tidak mau langsung menunjuk ketua umum, melainkan menunjuk tujuh orang yang terdiri atas lima orang perwakilan DPW, Ketua Umum PPKB, dan Ketua Umum Garda Bangsa untuk bersama-sama mengambil keputusan. Sebelumnya, dalam pemandangan umum DPW-DPW, muncul tiga kandidat ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB, yakni Yenny Wahid, Ali Masykur Musa, dan Muamir Muin Syam. Namun, Yenny akhirnya memutuskan untuk menolak dicalonkan. Pasalnya, puteri Gus Dur itu tidak ingin ada kesan nepotisme. Padahal, Yenny lebih berpeluang terpilih karena sebagian besar DPW mendukungnya. Yenny sendiri menganggap Ali Masykur Musa lebih cocok untuk menempati posisi ketua umum. Pada kesempatan itu Gus Dur sempat menanggapi pernyataan Direktur Eksekutif Reform Institute yang menyebutnya tidak demokratis. Kata Gus Dur, kalau ia memutuskan sendiri tanpa mengindahkan peserta muktamar, maka memang tidak demokratis. "Tapi, lain halnya kalau muktamar menyerahkan keputusan pada saya," katanya. Ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB hasil MLB ini hanya melanjutkan sisa masa jabatan ketua umum sebelumnya(Muhaimin Iskandar) yang dihasilkan dalam Muktamar II di Semarang pada 2005 hingga muktamar berikutnya pada 2010, sehingga masa jabatannya tinggal dua tahun lagi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008