Jakarta (ANTARA News) - Edisi bahasa Indonesia buku biografi tokoh pendiri China modern, Zhou Enlai, karya Han Suyin diluncurkan di Jakarta, Rabu.
Penerbitan buku berjudul "Zhou Enlai Potret Seorang Intelektual Revolusioner" didukung tiga pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Pengusaha Indonesia-Tionghoa (PPIT), yakni Sukanta Tanudjaja, Szetu Meisen, dan Eddie Lembong.
Sukanta yang juga Ketua PPIT mengatakan, penerbitan buku itu bertujuan agar masyarakat Indonesia dapat mengenal karakter kepemimpinan yang dimiliki Zhou Enlai sebagai salah satu tokoh pendiri bangsa China modern.
Pengenalan yang lebih mendalam di antara tokoh-tokoh penting di China maupun Indonesia merupakan wujud dari hubungan baik kedua negara yang sudah terjalin selama ini.
"Karenanya buku ini diharapkan bisa menjadi media pembelajaran bagi generasi muda Indonesia sebagai pewaris bangsa," katanya.
Menurut Eddie Lembong, penerbitan buku yang aslinya berjudul "Eldest Son, the Making of Modern China, 1898-1976" bukan bermaksud ingin mengkultuskan seseorang.
Tetapi lebih kepada keinginan untuk menyebarkan semangat patriotisme yang ada dalam diri Zhou Enlai, katanya.
Peran Zhou Enlai juga sangat menonjol bagi terciptanya hubungan baik Indonesia-China, terutama saat pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955.
Sementara penerbit buku tersebut, Joesoef Isak dari PT Hasta Mitra, mengatakan bahwa buku ini bisa menjadi bahan kajian pentingnya mempunyai seorang pemimpin yang dapat mencegah terjadinya gejala kemerosotan moral di masyarakatnya.
Zhou Enlai sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri China tahun 1949-1958. Selain piawai dalam diplomasi, Zhou Enlai dikenal sebagai ahli revolusi dan militer serta menjadi orang kepercayaan pemimpin China Mao Zedong.
Ia dilahirkan di Huaian, Propinsi Jiangsu pada 5 Maret 1898, dan wafat di Beijing pada Januari 1976. (*)