London (ANTARA News) - Klub London Chelsea untuk pertamakalinya dalam sejarah mereka berhasil lolos ke final Liga Champion setelah mengalahkan Liverpool 3-2 melalui perpanjangan waktu dalam pertandingan kedua semifinal di Stamford Bridge, London, Rabu (Kamis dinihari WIB). Kemenangan tersebut membuat pasukan Avram Grant itu unggul dengan agregat 4-3 setelah imbang 1-1 pada pertemuan pertama di Anfield pekan lalu. Kini the Blues akan menghadapi Manchester United di Moskow, 21 Mei, pada final sesama tim Inggris pertama dalam sejarah Liga Champion. "Semua orang akan menikmati kemenangan malam ini tetapi butuh 24 jam untuk meresapinya," kata kapten Chelsea Frank Lampard. "Saya pikir semua menantikan final sesama tim Inggris. Laga tiga pekan mendatang itu akan menjadi pertandingan yang sangat berat," imbuh pemain tengah yang ibunya baru meninggal pada pekan lalu itu. Pelatih Chelsea Avram Grant mengatakan tidak ada gunanya membandingkan dirinya dengan pendahulunya, Jose Mourinho, yang dikenal dengan sebutan "the Special One", tetapi tidak bisa membawa Chelsea ke final Liga Champion. "Jelas hanya ada satu `special one`. Kami membuat sejarah malam ini dan melakukan itu dengan cara saya sendiri," kata Grant yang berasal dari Israel itu. "Liverpool adalah tim yang fantastik dan anda harus bermain pintar melawan mereka. Kadang anda juga harus terus menjadi manusia dan tidak terlalu khawatir soal sepak bola," jelasnya. Mengenai Lampard, yang sebenarnya masih dirudung duka namun mau bermain dan bahkan mencetak gol, Grant menyatakan bahwa sang kapten adalah segalanya bagi klub dan telah memberi segalanya untuk Chelsea. Saat pertandingan berakhir, tampak Grant langsung berlutut untuk merayakan kemenangan dan ia mengatakan agak malu dengan tingkahnya itu. "Saya was agak malu mengenai selebrasi itu. Saya memikirkan kakek saya yang meninggal saat Holocaust dan ayah saya yang saat ini berusia 80 tahun," jelasnya. Striker Didier Drogba membawa Chelsea unggul lebih dulu pada menit ke-33 namun Liverpool, yang sebelumnya dua kali mengalahkan Chelsea pada semifinal Liga Champion tiga tahun terakhir, berhasil menyamakan kedudukan melalui kaki Fernando Torres pada menit ke-64. Tidak ada lagi gol yang tercipta hingga 90 menit berakhir dan pertandingan pun harus dilanjutkan ke perpanjangan waktu. Kesalahan fatal bek Liverpool Sami Hyypia, yang tidak sempurna menahan bola dan kemudian berusaha merebutnya kembali namun malah menjatuhkan gelandang Chelsea Michael Ballack, membuat the Blues mendapat hadiah penalti pada menit kedelapan babak pertama perpanjangan waktu. Kapten Frank Lampard, yang baru kehilangan ibunda tercintanya, tampak meneteskan air mata setelah berhasil menjebol gawang Liverpool dari titik putih dan membawa Chelsea unggul 2-1. Pada menit ke-105 Drogba kembali menjebol gawang Liverpool melalui tendangan kerasnya setelah kelengahan lini belakang pasukan Rafa Benitez membuat Nicolas Anelka dengan mudah masuk ke kotak penalti dan mengirim umpan silang datar yang disambut Drogba. Pemain pengganti Liverpool Ryan Babel sempat menghidupkan harapan the Reds melalui golnya pada menit ke-117 akan tetapi tidak cukup waktu bagi Liverpool untuk mencetak gol ketiga dan Stamford Bridge pun meledak dengan sorak sorai gembira pendukung the Blues. "Saya sangat puas dengan klub ini," kata Drogba. "Kami telah mencoba untuk bisa lolos ke final selama beberapa tahun terakhir. Apa yang kami dapatkan hari ini adalah prestasi yang hebat untuk klub dan para penggemar," papar penyerang asal Pantai Gading itu. Sebelum pertandingan tersebut, pelatih Liverpool Rafa Benitez sempat melontarkan komentar miring tentang Drogba. Pelatih asal Spanyol itu menyatakan bahwa Drogba adalah "penyerang yang gampang terjatuh". "Rafael Benitez adalah pelatih luar biasa tetapi saya agak kecewa mendengar komentarnya. Pernyataan itu sangat personal dan sepak bola bukan hanya mengenai kritik. Saya selalu berupaya keras untuk mempromosikan sepak bola Inggris," paparnya, demikian Reutersdan AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008