Banda Aceh (ANTARA News) - Komitmen Aceh Forest and Environment Project (AFEP) bagi perlindungan dan pengelolaan hutan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussaalam (NAD) dipertanyakan karena belum ada indikator keberhasilan yang berarti.
"Dengan dana yang begitu besar dari Multi Donor Fund (MDF) tetapi kebanyakan kegiatan yang direncanakan tetap sama dengan rencana kerja 2007," kata Koordinator Eksekutif Forum Hutan Aceh (FoNA) Afrizal Akmal di Banda Aceh, Rabu.
Proyek AFEP diajukan oleh Yayasan Leuser Internasional (YLI) dan Fauna Flora Internasional (FFI) sebagai pelaksana dengan total anggaran sampai sekitar 6,969 dolar AS dibawah pengawasan Bank Dunia.
Proyek perlindungan dan pengelolaan ekosistem Leuser dan Ulu Masen sebagai komponen pertama akan mendapatkan alokasi anggaran sekitar 50,8 persen dari jumlah total anggaran.
Komponen kedua yang berkaitan dengan terintegrasinya kepentingan lingkungan dalam proses rekonstruksi dan pembangunan Aceh, termasuk dukungan untuk perbaikan kegiatan masyarakat mendapatkan alokasi sebesar 37,2 persen.
Sementara komponen ketiga yang berkaitan dengan dukungan pelaksanaan proyek terbagi sekitar 12 persen dari jumlah total anggaran.
"Namun sayangnya, proyek yang diarahkan untuk perlindungan dan pengelolaan hutan Aceh belum memberi perubahan yang signifikan," katanya.
Transparansi dan penyebaran data juga sangat penting untuk memberi kesadaran akan tantangan yang nyata bagi masa depan hutan Aceh agar masyarakat bersedia memberi respon langsung terhadap semua aktivitas dan kebijakan.
Selama ini AFEP dinilai belum memiliki komitmen nyata dalam membangun kemitraan dengan masyarakat dan komponen sipil lainnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008