Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak
mix (bervariasi) dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipaksa naik 0,990 poin di akhir sesi perdagangan Rabu.
IHSG ditutup menguat 0,04 persen untuk berada di posisi 2.304,516, sedangkan indeks LQ45 turun 1,188 poin atau 0,24 persen ke level 493,463.
"Naiknya IHSG ini hanya terjadi di akhir sesi, setelah sepanjang hari mengalami penurunan, karena pelaku pasar masih menunggu data inflasi April yang akan diumumkan Jumat (2/5) besok," kata Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Paradumuan kepada ANTARA News, Rabu.
Menurut Paradumuan, dengan IHSG naik, sepertinya ada harapan inflasi April ada penurunan.
"Namun pelaku yang melakukan transaksi hari ini hanya
trader harian saja (investor jangka pendek), sedangkan investor jangka panjang masih menunggu," ungkapnya.
Menanggapi wacana kenaikan BBM sebesar 28,7 persen pada Juni mendatang, kata Paradumuan, pasar belum bereaksi.
"Belum ada reaksi, karena para pelaku pasar masih berpegang pada janji pemerintah yang menyatakan itu opsi terakhir, walaupun banyak berharap investor setuju kenaikan supaya ada kepastian," katanya.
Paradumuan juga mengungkapkan kenaikan ini lebih didorong oleh saham-saham perbankan yang didorong oleh kinerja kuartal pertama 2008 yang bagus.
Saham perbankan yang mendorong IHSG diantaranya Bank Mandiri yang naik Rp50 menjadi Rp2.875, Bank BRI terangkat Rp100 ke posisi Rp5.950, Bank BCA menambah Rp75 ke level Rp3.000 dan Bank Niaga menguat Rp10 ke harga Rp680.
Sedangkan beberapa saham unggulan lainnya masih mengalami tekanan jual, seperti saham Bumi Resources yang turun Rp200 menjadi Rp6.650, Internasional Nickel melemah Rp100 ke posisi Rp6.650, Telkom turun Rp100 ke Rp8.850 dan Bakrie Platations terkoreksi Rp40 menjadi Rp1.610.
Pergerakan saham di BEI cukup seimbang, dimana yang naik sebanyak 88, yang turun 98, sedangkan 58 stagnan dan 220 tidak aktif diperdagangkan.
Perdagangan cenderung sepi, dimana hanya terjadi 46.767 kali transaksi dengan volume sebanyak 1,657 miliar saham dan nilai Rp3,128 triliun. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008