Kabul (ANTARA News) - Dua gerilyawan Taliban yang terlibat dalam serangan akhir pekan lalu di satu parade yang dihadiri Presiden Afghanistan Presiden Hamid Karzai tewas dalam satu operasi di Kabul, Rabu, kata seorang jurubicara kelompok gerilyawan itu. Jurubicara Taliban Zabilhullah Mujahid mengemukakan kepada AFP dua gerilyawan yang bernama Attah Mohammad dan Nirwais tewas dalam operasi pasukan keamanan, bersama dengan isteri Mohammad dan bayi perempuan. Tidak ada konfirmasi resmi. "Mereka merencanakan dan melaksanakan serangan hari Minggu itu ke satu parade militer dan berhasil menyelamatkan diri setelah serangan itu walaupun tiga teman mereka tewas pada hari itu," kata Mujahid melalui telepon. Karzai selamat dari serangan itu tanpa cedera tetapi tiga orang termasuk seorang anggota parlemen tewas dalam serangan terhadap para militer itu, Minggu dalam rangka memperingati 16 tahun sejak jatuhnya pemerintah komunis. Tiga gerilyawan juga tewas. Jurubicara Taliban itu mengatakan seorang gerilyawan lain yang melarikan diri operasi para agen intelijen dan polisi terhadap sebuah rumah di bagian barat ibukota Kabul, Rabu itu. "Mereka menyewa rumah itu dan membuat rencana-rencana dan melaksanakannya dari sana. Attah Mohammad, Nirwais, Bibi Aeesha dan putrinya semuanya tewas setelah melakukan perlawanan selama 10 jam," katanya. Para saksi mata melaporkan baku tembak seru terjadi di rumah itu. Para agen intelijen dan polisi mengepung gedung itu dan menutup sebagian besar daerah sekitarnya tetapi tidak memberikan keterangan lebih jauh. "Anda mendengar suara letusan senapan ringan dan ledakan-ledakan yang sama dengan granat-granat berpelontar roket dan granat-granat tangan , dan kemudian terhenti selama 10 sampai 15 menit," kata Mohamad Kabir, penduduk dekat lokasi itu kepada AFP. Seorang jurufoto AFP melihat para agen intelijen membawa tiga pria dengan tangan diborgol sementara baku tembak dan ledakan berlangsung. "Operasi sedang berlangsung . Kami tidak dapat memberikan keterangan lebih jauh saat ini," kata jurubicara badan intelijen Sayed Ansari kepada AFP. Sebagian besar jalan-jalan menuju lokasi itu ditutup untuk kendaraan dan pejalan kaki dan media tidak diperkenankan mendekati lokasi tersebut. "Ini adalah satu operasi intelijen dan kami tidak memiliki informasi. Kami hanya memberikan dukungan karena daerah itu adalah berada dalam tanggungjawab kami," kata jurubicara kementerian dalam negeri Zemarai Bashary. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008