Jayapura (ANTARA) - Komandan Satuan Brimob Polda Papua Kombes Jeremias Rontini mengaku belum dapat memastikan kelompok KKSB yang membunuh Briptu Heidar (23 th)di Kabupaten Puncak.
“Sampai saat ini belum dapat dipastikan kelompok mana yang menghadang dan membunuh Briptu Heidar,” kata Kombes Rontini menjawab pertanyaan Antara, Senin malam di Jayapura.
Baca juga: Kabid Humas Polda Papua akui Briptu Heidar disandera warga
Baca juga: Briptu Heidar ditemukan meninggal
Baca juga: Jenazah Briptu Heidar dievakuasi ke Puskesmas Ilaga
Dikatakan, ada beberapa kelompok yang saat ini berada di Kabupaten Puncak termasuk Militer Murib atau Legagak Telenggen.
Masih perlu didalami kelompok siapa yang menjadi pelakunya, kata Kombes Rontini seraya menambahkan, jenazah Briptu Heidar saat ini disemayam di puskemas Ilaga setelah dievakuasi dari lokasi ditemukannya jenazah.
Tewasnya Briptu Heidar berawal saat korban bersama Bripka Alfonso Wakum, sekitar pukul 11.00 WIT dengan mengendarai sepeda motor melintas di sekitar kampung Usir dekat kampung Mudidok. Saat melintas ada warga yang memanggil nama korban sehingga keduanya berhenti dan korban datang menghampiri warga sipil tersebut, namun tiba-tiba dari dalam semak belukar muncul sekelompok warga yang diduga anggota KKSB dengan membawa senjata api lengkap menangkap korban dan membawanya tanpa bisa melakukan perlawanan.
Sedangkan rekannya Bripka Wakum melihat insiden tersebut langsung menjatuhkan diri dan bersembunyi, ketika situasi dianggap aman yang bersangkutan langsung menuju ke Polsek Ilaga untuk melaporkan insiden yang mereka alami.
Sementara itu orang tua angkat korban Ny. Haria secara terpisah mengatakan, jenazah Briptu Heidar akan dimakamkan di kampung halamannya di Barru, Sulawesi Selatan.
Rencananya Selasa (13/8) jenazahnya dievakuasi ke Makassar melalui Timika, kata Ny. Haria yang mengaku orang tua kandung korban saat ini tinggal di Serui.
Almarhum Briptu Heidar merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, kata Ny. Haria yang merupakan ASN di lingkungan Ditkrimum Polda Papua di Jayapura.
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019