Jadi bendera dan umbul-umbul ini bukan milik kami
Kupang (ANTARA) - Penjual pernak-pernik Kemerdekaan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengaku dalam sehari mampu menghasilkan Rp3 juta hingga Rp4 juta dari hasil penjualan Bendera Merah Putih dan umbul-umbul.
"Saya dalam sehari bisa mendapatkan Rp4 juta dari hasil jualan bendera serta umbul-umbul ini," kata Jefri Asbanu seorang penjual musiman pernak-pernik Kemerdekaan RI yang ditemui di Jalan Cak Doko Kota Kupang, Senin (12/8).
Hal ini disampaikan saat Antara Kupang mencoba menyambangi para penjual pernak-pernik Kemerdekaan RI di beberapa ruas jalan di kota itu.
Jefri mengaku bahwa dari hasil tersebut sehari ia bisa menabung sebanyak Rp1 jutaan, sisanya akan diberikan kepada majikannya.
"Jadi bendera dan umbul-umbul ini bukan milik kami. Kami hanya orang kedua, karena ada yang menyediakan," tutur dia.
Ia mengatakan bahwa walaupun hasilnya dibagi dua dengan orang yang menyediakan berbagai pernak-pernik itu, tapi baginya sudah sangatlah cukup.
Harga jual bendera serta umbul-umbul yang dijualnya bervariasi. Mulai dari kisaran Rp5.000 untuk bendera kecil sampai Rp250.000 untuk umbul-umbul yang besar.
Jefri yang sehari-hari hanya sebagai penjual ikan itu mengaku walaupun hanya sebulan berjualan dalam setahun, namun bulan Agustus memberikan berkah bagi
dirinya.
Sementara itu Sedi Tansen, seorang penjual bambu tiang bendera yang ditemui saat sedang menjaga dagangannya mengaku berbeda dengan para penjual bendera, ia justru baru turun berjualan per Senin (12/8) siang.
"Biasanya hanya dalam empat hari bambu-bambu ini langsung habis, karena biasanya tiga atau empat hari sudah dibeli habis sama pembeli," kata dia.
Sendi yang adalah seorang penjual buah itu mengaku bahwa harga jual bambu tiang benderanya hanya berkisar dari Rp15.000 hingga Rp20.000.
"Kalau yang panjang ukuran lima meter Rp20.000, nah kalau yang pendek hanya Rp15.000. Tahun lalu 150 batang bambu terjual habis hanya dalam 3 hari," tuturnya.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019