London (ANTARA News) - Inggris mengatakan Selasa, negara itu telah menyetujui permintaan NATO untuk mengirim satu batalion cadangan berkekuatan 600 personil untuk mendukung pasukan penjaga perdamaian aliansi itu di Kosovo.Etnik mayoritas Albania Kosovo mengumumkan kemerdekaan dari Serbia pada 17 Februari dalam langkah yang Barat dukung tapi ditolak oleh Serbia dan sekutunya Rusia.Keputusan itu meningkatkan ketegangan dengan etnik minoritas Serbia di Kosovo utara yang meletus menjadi kerusuhan bulan lalu."Kita...telah bersiap dengan baik untuk memenuhi permintaan NATO dan saya telah setuju untuk mengerahkan batalion Pasukan Cadangan Operasional kita hingga 30 Juni 2008," Menteri Pertahanan Des Browne mengatakan dalam pernyataan tertulis kepada parlemen seperti dikutip Reuters."Pengerahan itu akan menunjukkan komitmen kita pada keamanan wilayah tersebut dan akan memberi NATO dengan fleksibilitas tambahan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas bagi semua masyarakat di Kosovo," katanya. Tentara itu akan menghabiskan sekitar satu hulan di Kosovo, dari akhir Mei hingga akhir Juni, seorang jurubicara kementerian pertahanan mengatakan. Namun mereka akan berada di negara tersebut pada waktu yang mungkin akan menjadi periode menegangkan menyusul pemilihan di Serbia 11 Mei dan sekitar waktu konstitusi baru Kosovo mulai berlaku 15 Juni. Waktu itu adalah ketika misi PBB yang telah memerintah bekas provinsi Serbia tersebut sejak 1999 akan menyerahkan kekuasaannya yang tersisa pada pemimpin etnik Albania Kosovo dan pengawas pimpinan-Uni Eropanya. Ketidaktentuan Masalahnya tetap mengenai bagaimana peralihan itu akan berlansung, setelah Rusia merintangi disahkannya resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mendukung pengambilalihan EU tersebut dan rencana PBB untuk kemerdekaan. Tentara Inggris itu dari batalion ke2, Rifles, unit infantri ringan yang bermarkas di Irlandia Utara. Mereka telah bersiap-siaga untuk pergi ke Kosovo sejak Januari. Mereka akan menambah 16.000 tentara penjaga perdamaian pimpinan-NATO yang telah berada di Kosovo. Kosovo telah menderita tindak kekerasan terburuknya sejak kemerdekaan bulan lalu ketika kerusuhan etnik Serbia di kota Mitrovica yang terbagi secara etnik menewaskan seorang pejabat polisi Ukraina yang bertugas dengan PBB serta menyebabkan puluhan polisi PBB dan tentara NATO luka-luka. Sekitar 120.000 orang Serbia di wilayah itu di antara 2 juta etnik Albania, hampir separuh dari mereka di jalur utara yang mendukung Serbia, dengan Mitrovica sebagai pusatnya. Pengerahan tentara itu telah menghidupkan kembali keprihatinan di Inggris bahwa pasukan bersenjata negara itu akan digelar. Inggris mengatakan bulan ini mereka akan menunda penarikan sebanyak 1.500 tentara keluar dari Irak karena kerusuhan belum lama ini di kota Basra di Irak selatan, mempertahankan pasukan di wilayah itu pada angka sekitar 4.000 personil. Inggris juga memiliki sekitar 7.800 tentara di Afghanistan. Ditanya di parlemen Senin tempat Inggris akan menemukan pesawat pengangkut yang dibutuhkan untuk menerbangkan tentara ke Kosovo, Menteri Angkatan Bersenjata Bob Ainsworth mengatakan Inggris ingin memindahkan perlengkapan ke Kosovo beberapa bulan lalu. Serbia kehilangan kekuasaan di Kosovo Juni 1999 ketika bom NATO mengusir pasukan Serbia untuk menghetikan pembunuhan dan pembersihan etnik Albania dalam perang anti-gerilya dua tahun. Penyataan kemerdekaan Februari oleh Kosovo telah diakui oleh lebih dari 30 negara, termasuk AS dan sebagian besar dari ke27 negara anggota EU.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008