Jakarta (ANTARA) - Perayaan Idul Adha 2019 berjalan sederhana. Momen yang mengambil kisah teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini benar-benar dijadikan sarana untuk berbagi oleh umat di berbagai wilayah di Indonesia.

Sejak pagi tepat pada 10 Dzulhijjah 1440 Hijriah sesuai penanggalan Islam, umat Islam di seluruh dunia berduyun-duyun menuju masjid dan tanah lapang, melaksanakan shalat sunah Idul Adha.

Selanjutnya mereka mendengarkan siraman rohani dari khatib yang menyampaikan kembali kisah keteguhan, ketaatan dan kesabaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Allah SWT, sehingga umat Islam diajarkan untuk berkurban.

Berkurban pada 10 Dzulhijjah kini dimaknai sebagai saat untuk berbagi pada sesama umat manusia, tak tersekat oleh agama, kepercayaan, ras, suku dan bangsa.

Bagi umat Islam yang mampu, tentu dapat menyembelih hewan kurban dan membagikan daging segarnya pada fakir miskin. Sejak seminggu menjelang perayaan Idul Adha masyarakat biasanya sudah membeli hewan kurban dan diserahkan pada pengurus masjid atau panitia kurban di tempat masing-masing untuk kemudian disembelih.

Pada lebaran haji kali ini, jumlah hewan kurban di beberapa daerah mengalami peningkatan, salah satunya di Batam, Kepulauan Riau yang mencapai 2.620 ekor kambing dan 1.284 ekor sapi. Angka tersebut meningkat sekitar 41 persen dibanding perayaan Idul Adha tahun sebelumnya.

Ketua Panitia Pelaksanaan Perayaan Idul Adha tingkat Kota Batam Jefriden mengatakan peningkatan jumlah hewan kurban merupakan petanda pertumbuhan ekonomi warga yang juga meningkat.

Peningkatan jumlah hewan kurban juga terjadi di Kabupaten Gorontalo. Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan sebanyak 2.655 ekor sapi dan 49 ekor kambing disembelih untuk kurban pada Idul Adha tahun ini. Jumlah tersebut bertambah 198 ekor dibanding 2018.

Menurut Nelson, selain karena meningkatnya kesabaran masyarakat untuk menyembelih hewan kurban, peningkatan jumlah hewan kurban juga karena ekonomi masyarakat terus naik.


Hewan kurban lepas

Masih berkaitan dengan hewan kurban, beberapa peristiwa tak terduga terjadi di sejumlah daerah pada perayaan Idul Adha kali ini. Berdasarkan video cctv yang disebarkan pemilik akun Instgram @depok-update, seekor sapi kurban tiba-tiba lepas dan memecah kekhusyukan warga Rawa Indah, Pondok Terong, Cipayung, Depok, Jawa Barat, yang sedang menjalankan shalat Id di Masjid Mazroatul Akhiroh.

Video lepasnya hewan-hewan kurban juga dibagikan pemilik akun Instagram @fakta.jakarta. Pemilik akun mengunggah beberapa video sapi lepas di Gang Cepe, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, pada Minggu siang dan di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Jakarta Pusat, Minggu dini hari.

Seekor sapi kurban juga terlepas di daerah Perumnas Klender, Jakarta Timur, Sabtu (10/8) sore, terekam video yang diunggah pemilik akun Instagram @jakarta.terkini. Kejadian-kejadian sama sebelumnya juga terjadi di Kota Semarang, di mana seekor sapi kurban lepas dan jatuh ke Kali Mberok, sedangkan sapi kurban lainnya masuk ke restoran.


Tanpa plastik

Kampanye pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan pembagian daging kurban tanpa menggunakan kantong plastik direspons baik oleh masyarakat pada perayaan Idul Adha kali ini.

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PSLB3 KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/7/2019 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tanpa Sampah kepada gubernur, bupati dan wali kota pada 31 Juli 2019.

Vivien mengeluarkan surat edaran tersebut dalam rangka mendukung kampanye nasional “Kendalikan Sampah Plastik”. Pihaknya meminta para kepala daerah untuk menyosialisasikan Idul Adha tanpa sampah di lokasi shalat Id dan saat pembagian daging kurban.

Selain itu, Vivien juga meminta pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana pemilahan sampah sekaligus mengumpulkan sampah di lokasi-lokasi tersebut.

Dalam surat edaran tersebut Vivien juga mencantumkan alternatif pengganti kantong plastik yang dapat digunakan untuk pembagian daging kurban, seperti daun jati, daun pisang, wadah anyaman bambu atau besek, atau wadah yang ada di tempat masing-masing yang dapat digunakan ulang atau dikomposkan dan tidak menimbulkan sampah plastik.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta PD Pasar Jaya untuk mencari pemasok besek dari berbagai wilayah di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta.

“Dan saya undang perajin besek bahwa Jakarta butuh itu untuk Idul Adha," kata Anies di Islamic Center Jakarta Utara, Selasa (30/7).

Anies mengatakan besek bambu lebih ramah lingkungan dan pada saat bersamaan pembelian untuk Idul Adha ini akan mampu membantu perajin kecil.

Takmir Masjid Margoyuwono, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta, memilih menggunakan daun jati untuk membungkus potongan daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat di daerah itu. Setidaknya 2.000 lembar daun jati digunakan untuk membungkus 500 paket daging kurban dari lima ekor sapi dan 20 ekor kambing

Sekretaris Takmir Masjid Margoyuwono Hartoko mengatakan inisiatif pemanfaatan daun jati sebagai pembungkus daging kurban sudah berlangsung sejak lama. Hal itu bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sesuai imbauan pemerintah setempat.

"Dulu setelah dibungkus daun jati masih dibungkus plastik. Sekarang plastiknya sudah dikurangi," kata dia.

Menurut Hartoko, selain bisa mengurangi tingkat penggunaan plastik, bungkus daun jati juga bermanfaat untuk mengurangi bau serta membuat daging lebih empuk saat dimasak.

Hal sama dilakukan Panitia Kurban Masjid Al Huda di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang menggunakan daun jati sebagai wadah daging kurban.

Sedangkan kelompok masyarakat dampingan Badan Restorasi Gambut (BRG) di Desa Darussalam, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menggunakan anyaman purun untuk wadah daging kurban.

Kepedulian masyarakat yang meningkat ini tentu harapannya memuluskan langkah mencapai target pengurangan sampah plastik 75 persen di 2025.
​​​​​​​

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019