Sorowako, Sulsel (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS. Kaban memuji dan mengaku terkesan dengan hasil reklamasi lahan bekas tambang PT International Nickel Corporation (Inco) di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan."Ini contoh yang baik dimana perusahaan tambang sangat peduli pada lingkungannya sehingga secara serius melakukan rehabilitasi lahan bekas penambangan," ujar Kaban di sela-sela peninjauannya areal reklamasi lahan pasca Tambang PT Inco di Sorowako, sekitat 600 km Timur Laut Makassar, Senin petang.Menteri Kehutanan MS Kaban yang didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Bupati Lutim, Andi Hatta Marakarma dan Presiden Direktur PT Inco, Arif S. Siregar berkunjung ke Sorowako untuk menghadiri peringatan Hari Bumi 2008 yang digelar PT. Inco dan Pemkab Luwu Timur. Menteri dan rombongan meninjau kegiatan rehabilitasi dan reklamasi lahan pasca tambang di Puncak Himalaya dan Bukit Butoh serta menanam beberapa pohon penghijauan. Presdir PT. Inco, Arif S. Siregar melaporkan, hingga 2007, total lahan yang ditambang perusahaan PMA asal brazil itu telah mencapai 4.150 hektar dan sudah direhabilitasi sekitar 3.200 hektar. "Dari jumlah yang telah direhabilitasi itu, seluas 200 hektar telah ditanami tanaman asli yang tumbuh sebelum areal itu ditambang yakni sebanyak 205.000 pohon," ujar Arief. Menhut kemudian menanam bibit pohon Mandula, sebuah tanaman lokal dan endemis Luwu Timur yang menghasilkan buah yang rasanya manis. "Pohon tersebut dikenal juga sebagai pohon kehidupan karena buahnya dikonsumsi manusia dan hewan seperti anoa, rusa, burung, monyet dan berbagai fauna lainnya. Jadi buah ini bisa sebagai salah satu sumber pangan," ujar Borliant Septriana Wardhana, staf bidang lingkungan PT. Inco. Menhut juga menanam sebatang pohon agatis secara bersama-sama dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Bupati Luwu Timur, Andi Hatta Marakarma dan Presiden Direktur PT Inco, Arif S.Siregar. "Pohon agatis ini menghasilkan damar untuk bahan baku kosmetika. Kayunya termasuk kayu mewah, warnanya putih dan ringan namun kuat, biasanya untuk mebel (furniture) yang mewah dan mahal," ujar Borliant lagi. Menhut dan rombongan juga meninjau kebun bibit (nursery) yang dikembangkan Inco di atas lahan seluas tiga hektare dan telah menghasilkan jutaan bibit untuk penghijauan, baik untuk kepentingan Inco maupun untuk kepentingan penghijauan oleh pemerintah dan masyarakat di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dalam dalam sambutannya berjanji memproteksi PT Inco karena Inco adalah salah satu aset nasional yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan perekonomian daerah dan nasional serta kesejahteraan masyarakat. "Namun saya ingatkan bahwa sekarang masyarakat sangat terbuka dalam mengawasi kebijakan publik karena itu saya harapkan PT.Inco juga harus memperhatikan dan menaati berbagai peraturan yang telah ditetapkan dalam menjalankan operasionalnya di bumi Sulawesi ini," ujar Syahrul.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008