Teheran (ANTARA News) - Iran Senin memulai perundingan-perundingan dengan para inspektur pengamat nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di samping dengan Valentin Sobolov, pejabat sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia.Delegasi terdiri tiga orang dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang dipimpin oleh ketua inspektur Olli Heinonen, telah tiba di Teheran Senin pagi dan mengadakan perundingan-perundingan dengan para pejabat Organisasi Tenaga Atom Iran.Sobolov, yang tiba di sini Ahad malam, telah memulai pembicaraan dengan mitra sejawatnya dari Iran, Saeid Jalili, yang juga ketua perunding nuklir Teheran. Heinonen dilaporkan akan bertemu dengan wakil Organisasi Tenaga Atom Iran, Mohammad Saeidi, dan perwakilan IAEA di negara itu, Ali-Asgar Soltanieh. Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Mohammad-Ali Hosseini Ahad menolak laporan-laporan pers bahwa Iran akan membahas dugaan intelijen bahwa Iran mengembangkan pengkajian senjata-senjata nuklir dengan Heinonen. Ia mengatakan bahwa pembicaraan-pembicaraan dengan Heinonen hanya berkisar pada kerjasama IAEA dan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Heinonen berada di Teheran pada pekan lalu, tetapi Teheran menandaskan bahwa kunjungannya hanyalah kunjungan rutin serta membantah laporan-laporan pers Barat bahwa perundingan-perundingan itu hanya difokuskan pada tuduhan-tuduhan baru. Para inspektur IAEA menginginkan jawaban-jawaban dari Teheran berkaitan dengan laporan intelijen yang diterima dari negara-negara Barat, mengenai pengkajian konversi uranium, ujicoba ledakan berkekuatan besar, serta kinerja kendaraan berpelengkapan rudal, yang semuanya dianggap berpotensi untuk diaplikasikan pada senjata-senjata nuklir. Perundingan-perundingan dengan Sobolov terutama difokuskan kepada perkembangan terakhir berkaitan dengan pabrik tenaga nuklir di kota Bushehr di Iran selatan. Moskow bersama Iran bekerjasama dalam pembangunan suatu reaktor air-ringan. Kedua pihak juga diperkirakan akan membahas penghentian pengiriman penyekat-penyekat panas Rusia bulan lalu, yang bertujuan untuk pabrik Bushehr, yang hingga kini belum dibebaskan. Jurubicara kementerian luar negeri Iran, Hosseini, Ahad mengatakan bahwa Iran dalam kontak dengan pejabat-pejabat Azeri dan kedutaan besar Iran di Baku, Rusia, tak bisa segera mengeluarkan kargo itu, demikian DPA.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008