"Iya semua orang pasti senang kalau bisa makan daging kurban. Insyaallah dapat," kata salah satu pengungsi asal Afganistan, Khadijah saat ditemui di penampungan di Kalideres, Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan terakhir kali merasakan daging kurban adalah saat ia masih di Afganistan empat tahun yang lalu.
Dia juga mengenang setiap Idul Adha, ia dan keluarganya selalu memasak masakan khas dan spesial dari Afganistan.
Namun di tengah keprihatinan di tempat penampungan sekarang, ia hanya bisa berharap Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) bisa segera mengurus administrasi kepindahannya ke negara tujuan.
"Kami berharap kami bisa segera keluar dari situasi ini dan Afganistan diberi kedamaian," ucapnya.
Senada dengan Khadijah, Praise yang juga datang dari Afganistan berharap bisa merasakan masakan daging kurban di Indonesia meskipun di Hari Raya Idul Adha ini ia tidak bisa merayakannya.
"Aku biasanya makan makanan khas Afganistan seperti Qanli plaw, kabab, beryani, dan shorwa. Sekarang sudah tidak lagi merayakan," tutur Pasie yang sudah tinggal di Indonesia selama tiga tahun itu.
Ia mengatakan tidak pernah mendapatkan daging kurban selama tiga tahun ia tinggal di Indonesia karena menurutnya banyak orang yang menganggapnya non-muslim.
Praise berharap di Hari Raya Idul Adha, ia dan keluarganya bisa segera pindah menuju negara tujuannya yaitu Amerika Serikat dan mendapatkan kehidupan yang layak
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019