Ibrahim begitu sabar dalam menanti keturunan. Setelah terlahir, mendidiknya secara baik sesuai perintah dan ketaqwaan kepada Allah,
Manokwari (ANTARA) - Khotib sholah Idul Adha, Ahmad Nusrau mengatakan hikmah Idul Adha ada pola pendidikan yang diterapkan Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail yang harus diteladani umat muslim di seluruh penjuru dunia.
Pada Khutbah Idul Adh yang dilaksanakan di Lapangan Borarsi Manokwari, Papua Barat, minggu, ia menyebutkan rangkaian ibadah haji hari raya Idul Adha hakikatnya adalah Napak tilas Ibrahim dan Ismail.
Nabi Ibrahim, ucap dia mampu membina anak yakni Ismail dan Yakub dengan penuh ketaqwaan. Sehingga anak-anak dari keturunan Ibrahim bisa menjadi pemimpin dan panutan seluruh umat di muka bumi.
"Ibrahim begitu sabar dalam menanti keturunan. Setelah terlahir, mendidiknya secara baik sesuai perintah dan ketaqwaan kepada Allah," lanjut Nusrau.
Setelah Ismail menginjak usia remaja, lanjut dia tiba-tiba muncul perintah untuk menyembelih Ismail. Perintah itu pun diterima dan dilaksanakan dengan penuh keridhoan.
Baca juga: Bupati Tapin : Berkurban untuk menguatkan solidaritas
Nabi Ismail, ujarnya berdasarkan beberapa riwayat, dididik secara sederhana. Di tanah yang tandus Ismail menjalani pendidikan dari sang ayah dengan bimbingan Allah.
"Dengan begitu lahirlah sang manusia tangguh Ismail yang tidak takut sedikitpun dengan kematian. Dia teladan pribadi taqwa, yang tak sedikit pun bergeser dari perintah Tuhan," tambahnya.
Pada kesempatan itu, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat ini mengajak umat muslim di daerah itu untuk mengutamakan pendidikan bagi anak-anak. Pendidikan yang baik menurutnya, adalah yang berorientasi pada pembinaan karakter.
"Bukan hanya cerdas, tapi juga berkarakter yang tunduk pada perintah Tuhan. Jangan memanjakan anak-anak dengan fasilitas karena itu tidak akan membuatnya mandiri," sebutnya.
Pada hari raya Idul Adha ini, 491 hewan kurban di Manokwari. 485 berupa sapi dan enam sisanya kambing.
Baca juga: Gubernur Papua Barat serahkan 63 hewan kurban
Ketua Panitia Hari Besar Islam Kabupaten Manokwari, Abdul Rahim menyebutkan, hewan kurban ini berasal dari umat muslim serta sejumlah lembaga baik pemerintah maupun swasta.
"Termasuk satu ekor sapi dari Bapak Presiden serta 41 sapi dari pak gubernur Papua Barat. 491 hewan kurban ini baru di wilayah kota, belum termasuk kurban yang dilaksanakan di wilayah transmigrasi. Biasanya di sana juga sangat banyak," jelas dia.
Baca juga: Daging kurban Masjid Al Azhar disalurkan ke desa hingga Papua
Pewarta: Toyiban
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019