Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Senin pagi, melemah mendekati Rp9.250 per dolar AS, menyusul aksi buru dolar AS pelaku pasar yang dipicu kekhawatiran atas kenaikan harga minyak mentah dunia. "Pelaku pasar memburu dolar AS, karena harga minyak mentah akan terus naik hingga mencapai 140 dolar AS sampai akhir tahun ini," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin. Kurs rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.237/9.242, turun 14 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.223/9.225. Menurut dia, rupiah juga mendapat tekanan pasar akibat membaiknya dolar AS terhadap yen yang terpicu oleh anggapan bahwa bank sentral AS (The Fed) pada pertemuan Juni mendatang akan menghentikan penurunan suku bunga acuan Fed fund. Pada pertemuan akhir bulan ini, The Fed diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi dua persen dari sebelumnya 2,25 persen, katanya. Rupiah, lanjut dia, masih akan terpuruk hingga mendekati angka Rp9.300 per dolar AS, karena tekanan negatif pasar masih tetap tinggi, meski tingkat suku bunga rupiah masih menggiurkan pelaku asing untuk tetap bermain di pasar domestik. Apabila investor asing tidak menempatkan dananya di pasar domestik, kemungkinan besar rupiah sudah terpuruk tajam jauh di atas angka Rp9.400 per dolar AS, ujarnya. Dikatakannya, penurunan suku bunga Fed fund ini juga diperkirakan tidak begitu berpengaruh terhadap pergerakan rupiah yang terimbas oleh kenaikan harga minyak mentah itu. Rupiah juga masih mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI) yang masih bermain di pasar untuk menjaga agar mata uang Indonesia itu tidak terpuruk lebih jauh, ucapnya. Selain itu juga, lanjut dia, rupiah masih mendapat dukungan dari membaiknya pasar saham regional, seperti indeks Nikkei Jepang untuk pertama kali mencapai 14.000 poin atau naik 1 persen. Namun semua faktor positif bagi rupiah tidak mampu menghilangkan kekhawatiran pelaku pasar yang terus membeli dolar AS, katanya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen naik 0,2 persen menjadi 104,64 dan euro terhadap dolar AS turun 0,1 persen menjadi 1,5614 setelah sebelumnya sempat mencapai angka 1,600 poin. Ia mengatakan, rupiah pada penutupan sore nanti diperkirakan akan tetap terpuruk, karena sentimen negatif masih menekan pergerakan mata uang Indonesia. "Kami memperkirakan rupiah akan bisa mencapai angka Rp9.250 per dolar AS, apabila tidak ada sentimen positif yang menahan rupiah merosot lebih jauh," ucapnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008