Sukabumi, (ANTARA News) - Sekujur tubuh pemuda bernama Barkah (22) diliputi benjolan kecil bahkan di ketiak kanannya terdapat benjolan yang lebih besar dari bola tenis. Barkah menuturkan, Minggu, penyakit tersebut pertama kali muncul di dagu bawahnya ketika berumur lima tahun. "Setelah itu, bermunculan benjol-benjol di sekujur tubuh. Saya belum pernah sekolah soalnya malu dengan badan ini.Orang tua tidak punya biaya untuk pengobatan," kata Warga Kampung Cisarua, RT 34/RW 11, Desa Karang Anyar, Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu. Ia mengaku benjolan di sekujur tubuhnya sering menimbulkan nyeri dan sakit, bahkan dirinya sudah tidak kuat untuk berjalan sehingga hanya bisa berbaring di rumah. "Benjolan yang berada di ketiak kanan sangat sakit sekali," kata Barkah, yang mengharapkan ada masyarakat mau membantu pengobatannya. Kakak iparnya, Kusnadi (37), menjelaskan bahwa pada pertengahan 2007, Barkah dibawa keluarganya ke seorang mantri kesehatan dan benjolan besar itu hilang, demikian pula rasa sakitnya. "Tapi hilangnya rasa sakit itu cuma bertahan enam bulan. Awal 2008 benjolan di ketiak kanan kembali lagi, bahkan tiap hari kian membesar dan dia seringkali meringis kesakitan," kata Kusnadi. Pihak keluarga pada awal April 2008 sempat membawa Barkah ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk mendapatkan pengobatan setelah mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas dan RSUD Jampang Kulon. "Saya sempat menanyakan ke dokter di bagian poli bedah onkologi RSHS tentang penyakit Barkah, namun dokter tersebut kembali bertanya kepada saya. Saya bingung, seharusnya dokter yang bisa mengetahui penyakit yang diderit Barkah dan bukan sebaliknya menanyakan," katanya yang mengaku heran. Barkah melakukan perawatan jalan di RSHS selama 14 hari serta pemeriksaan rontgen. Dokter menduga pemuda tersebut menderita tumor. "Barkah akan dibawa lagi ke RSHS pada 21 Mei untuk CT Scan," kata Kusnadi lalu menjelaskan salah satu pihak yang telah memberi bantuan adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Sukabumi.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008