Kabul (ANTARA News) - Para gerilyawan Taliban menyerang acara parade militer Afghanistan, Minggu, sehingga membuat ribuan tentara dan polisi terpencar, kendatipun Presiden Hamid Karzai dan para pejabat penting lainnya selamat tanpa cedera. Suara tembakan dan ledakan terdengar setelah Karzai berada di panggung seusai melakukan pemeriksaan pasukan dalam parade tahunan terbesar militer Afghanistan. Karzai dan sejumlah anggota kabinet, para duta besar, komandan militer AS yang berada di panggung untuk menghadiri acara itu bergegas lari tetapi mereka tidak cedera, kata para pejabat. Gerakan Taliban yang berhaluan keras mengatakan pihaknya menyerang pada acara itu dan tiga dari pejuang mereka tewas. "Kami melakukan serangan itu. Kami menembakkan roket-roket ke lokasi acara itu," kata seorang jurubicara kelompok itu, Zabihullah Mujahed, kepada seorang wartawan AFP. "Kami menempatkan enam personel di lokasi itu." katanya. Tiga gerilyawan kami tewas." Ia tidak segera menyebutkan bagaimana mereka itu tewas tetapi seorang wartawan AFP di lokasi itu mengatakan tidak ada baku tembak antara para penyerang dan pasukan. Seorang perwira keamanan di lokasi itu mengatakan seorang yang diperkirakan adalah penyerang ditahan. Seorang pejabat di istana Karzai mengatakan presiden selamat dan pulang ke istana. "Tidak jelas pada saat ini apa yang sebenarnya terjadi tetapi presiden itu dan para pejabat diplomatik selamat," kata pejabat tersebut yang tidak bersedia namanya disebut. Jurubicara kementerian pertahanan Jenderal Mohammad Zahir Azimi mengatakan pihak aparat keamanan sedang berusaha menyelidiki apa yang terjadi. "Apa yang terjadi tidak jelas," katanya kepada AFP. "Ada letusan senjata dan mungkin ada yang cedera. Tetapi tidak ada korban di kalangan para pembesar asing atau pejabat tinggi." Taliban memerintah tahun 1996 sampai 2001 dan kini melakukan pemberontakan terhadap pemerintah dukungan AS dan tentaranya serta ribuan personil pasukan asing di negara itu yang berusaha memulihkan keamanan. Pertempuran tahun lalu menewaskan 8.000 orang , sebagian besar mereka adalah gerilyawan. (*)

Copyright © ANTARA 2008