Surabaya (ANTARA) - Adipati Dolken merasa berat saat harus memerankan tokoh Hardo di film "Perburuan" sebab dialog yang ada pada film tersebut benar-benar sama dengan novel karya Pramoedya Ananta Toer.
"Tantangannya itu dialog-dialog berat ya. Kita ngomongin sastra, ideologi-ideologi pak Pram itu ada di dialog film ini semua. Dialognya tuh bisa sampai 13 lembar sesuai dengan apa yang ada di situ (buku). Itu tantangan paling berat," kata Adipati usai gala premier "Bumi Manusia" di Surabaya, Sabtu.
Sebagai karakter utama dalam film tersebut, Adipati mengaku banyak hal yang bisa didapat dari Hardo, salah satunya tentang memperjuangkan sesuatu yang diyakini.
"Menurut gue kalau lu punya ideologi yang benar, lu patut perjuangkan dan pasti dalam waktu yang tepat itu akan terjadi," ujar pemain "Teman tapi Menikah" itu.
Adipati mengakui "Perburuan" sangat berbeda dengan film-film yang pernah diperankannya, sebab di film ini dia lebih banyak menggunakan bahasa sastra.
"Semoga film ini bisa diterima di masyarakat. Film ini kita ngomongin sastra dan semoga kita bisa mencintai karya-karyanya," harap Adipati.
Film arahan sutradara Richard Oh ini, bercerita tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Nippon, Hardo (Adipati Dolken) kembali ke kampung halamannya di Blora.
Kehadirannya segera tercium oleh Nippon dan dia mulai dilacak dan dikejar. Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap.
Film yang juga dibintangi oleh Ayushita itu mulai tayang di bioskop pada 15 Agustus 2019.
Baca juga: Harapan Richard Oh untuk penonton film "Perburuan"
Baca juga: Ayu Laksmi: Generasi muda perlu ditularkan sejarah
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019