Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI, HR Agung Laksono, menegaskan bahwa pluralitas atau kemajemukan bangsa Indonesia menjadi sebuah kekayaan sekaligus kekuatan pembangunan yang dahsyat.
Ia mengatakan itu, ketika memberi sambutan pada Perayaan Paskah Nasional 2008, dirangkaikan dengan Parade Budaya Nusantara, di Kompleks Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu petang hingga malam.
Dua kegiatan berskala nasional tersebut, sekaligus merupakan kalender acara berkaitan dengan `Visit Indonesia Year` (VIY) 2008 dan perayaan 100 tahun Kebangkitan Nasional.
"Dengan adanya event ini, dan dalam semangat Paskah Kebangkitan Yesus Kristus serta dilandasi semangat pluralitas bangsa yang tangguh, mari kita terus dorong lajunya pembangunan menuju Indonesia yang semakin sejahtera, adil dan makmur," kata Agung Laksono.
Sebelum memberikan sambutannya, lima tokoh dari lintas agama secara bergilir mengucapkan doa dan sembahyang, masing-masing dari Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha.
Paskah Nasional 2008 yang dilaksanakan untuk ke-4 kalinya secara akbar itu, diawali oleh Parade Budaya dari Museum Fatahillah ke Silang Monas, diikuti berbagai utusan mewakili daerah maupun instansi serta jemaat gereja di Indonesia.
Utusan paling Timur wilayah Nusantara, yakni Provinsi Papua, yang diwakili tim budaya Kabupaten Boven Digoel, mendapat perhatian khusus ribuan orang di sekitar Monas.
Tim Budaya Kabupaten Boven Digoel itu dipimpin Ny Esther Yaluwo-Lambey (Ketua Tim Penggerak PKK), disertai 16 seniman khas Papua.
Sementara itu, dari Sulawesi Utara, diwakili sebuah tumpukan musik bambu klarinet, sedang dari Sumatera Utara menampilkan serombongan koor.
Ketua Panitia Pelaksana, Sephard Supit, mengatakan, ajang ini secara resmi telah menjadi `calendar of event` Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta Kementerian Pariwista dan Kebudayaan.
Selain warga ibukota, puluhan wisatawan mancanegara juga memenuhi lokasi Parade Budaya Nusantara dan Pesta Paskah Nasional 2008, yang diselingi dengan sejumlah atraksi kesenian khas daerah dari berbagai penjuru Indonesia. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008