Sepuluh kampung itu yakni Kampung Skouw Yambe, Skouw Mabo,Skouw Sae, Moso,Enggros, Tobati, Yoka, Waena, Kayu Pulau, dan Kampung Kayu Batu.
"Kita sementara menggalakan masyarakat adat asli Kota Jayapura yang ada di 10 kampung yang ada di kota ini untuk bagaimana menghidupkan kuliner-kuliner asli atau khas Papua," kata Kepala Dispar Kota Jayapura, Matias Benoni Mano di Jayapura, Jumat.
Lanjut dia, karena tentunya ketika orang menikmati suatu destinasi wisata pastinya ingin makan, kuliner yang dicari tentunya tidak seperti kuliner biasanya.
"Pastinya pengunjung destinasi wisata itu dia akan cari kuliner yang lain, mulai dari ikan, sagu dan juga buah-buahan," ujarnya.
Seperti contoh buah pinang yang dibuat jus, kemudian makanan asli papua seperti ubi-ubian yang ditumbuk dengan berbagai macam variasi yang dibuat.
"Bahkan kita punya makanan laut, nah ini yang sedang kita galakkan bagaimana supaya bukan hanya ditumbuh-kembangkan di kampung-kampung tetapi kalau bisa menu makanan khas itu bisa disajikan di restoran-restoran yang besar," katanya.
Selain itu, menurut dia, bisa juga makakan khas Papua itu masuk ke hotel dan disajikan agar menjadi satu ikon kuliner dari Kota Jayapura.
Terakhir, tambah dia, tentunya bagimana berupaya mendorong masyarakat agar menyiapkan oleh-oleh sesuatu atau cenderamata, atau sovenir yang bisa dibawa oleh pengunjung yang datang ke Kota Jayapura.
"Ini tentunya sudah harus disiapkan, kita sudah mencanangkan bahwa tahun 2019 ini adalah tahun produksi, karena tidak mungkin lagi di 2020 itu mau produksi. Tahun itu produksinya harus banyak karena di tahun itu pasti banya atlet yang datang untuk mengikuti PON XX tahun 2020," ujarnya.
Baca juga: Persiapan Festival Lembah Baliem 2019 mendekati rampung
Baca juga: Yohana, menteri pertama buka Festival Budaya Lembah Baliem
Baca juga: Polisi akan kawal wisman yang ke Jayawijaya
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019