Nagano, Jepang, (ANTARA News) - Dua pengunjuk rasa ditahan, Sabtu, saat para pelari membawa obor Olimpiade Beijing dalam estafet sepanjang 18,7 kilometer di pusat kota Nagano, Jepang. Obor tersebut dinyalakan tanpa sorak-sorai dan tepuk tangan karena anggota masyarakat tidak dibolehkan memasuki arena upacara pembukaan. Beberapa ratus masyarakat China yang menetap di sana memenuhi jalan-jalan mulai dari area kosong dekat tempat obor dinyalakan. Mereka melambaikan bendera nasional China berwarna merah dan meneriakkan "China." Dalam kondisi angin kencang, nyala api tertiup, namun obor berhasil dinyalakan pada usaha kedua. Api dibawa dari ibukota Australia, Canberra, dan 80 pelari akan membawanya melalui Nagano, yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1998. Saat pelari melewati stasiun Nagano, beberapa botol plastik dilemparkan ke lintasan mereka dan polisi akhirnya mengangkat tameng mereka. Dua orang China pengawal api dan hampir 100 polisi bergabung dengan pelari di kota tersebut untuk melindunginya dari demonstrasi seperti mereka yang memprotes pelanggaran HAM China yang mengganggu kirab di kota-kota lain. Seorang pria yang melambaikan bendera nasinal Tibet ditahan karena berusaha mengganggu rute kirab. Seorang lainnya dibawa polisi karena diduga melemparkan sesuatu ke rute tersebut. Pada sebuah persimpangan utama dekat stasiun, banyak massa pro Tibet dan orang China di Jepang berhadapan saat mereka meneriakkan "Bebaskan Tibet" dan "Satu China" dan melambaikan bendera mereka pada pelari. Bersama dengan para pengunjuk rasa tersebut, aktivis sayap kanan Jepang juga memasuki kota itu untuk berunjuk rasa melawan China. Seorang pendukung China mengatakan bahwa politik dan Olimpiade adalah berbeda, mengacu pada tindakan keras China pada masyarakat Tibet. "Olimpiade barangkali untuk mempromosikan perdamaian dan persahabatan," kata orang yang membawa bendera nasional China itu, demikian diwartakan DPA. (*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008