Semarang (ANTARA News) - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora), Adhyaksa Dault, menyatakan bahwa imperialisme modern telah merasuki generasi muda bangsa Indonesia melalui nilai-nilai materialis dan liberalis."Penjajahan pola lama yang terjadi pada bangsa kita, `devide et impera`, kini muncul dalam imperialisme moderen melalui nilai-nilai materalis, liberalis masuk dalam diri anak-anak muda kita, calon pemimpin bangsa," katanya di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) di Semarang, Jumat.Ia mengatakan hal tersebut di hadapan senat mahasiswa se-Jateng dalam dialog "Mempersiapkan Kepemimpinan Muda yang Handal," di aula Fakultas Teknologi Industri Unissula Semarang.Menpora mengatakan, nilai-nilai materialis dan liberalis itu masuk melalui bidang informasi, investasi, industrialisasi, dan institusi."Mahasiswa harus berhati-hati, karena bangsa ini tergantung pada generasi muda. Mereka menghendaki supaya Indonesia ini pecah, seperti dulu jaman kerajaan, saling bermusuhan. Untuk itu diperlukan kekuatan generasi muda, karena merupakan kekuatan paling besar," katanya. Ia mengatakan, generasi muda sangat berperan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut dia, kapitalis lokal sekarang bekerja dengan institusi-institusi keuangan global. "Karena terjadi liberalisasi, industrialisasi, dan globalisasi perdagangan maka kapitalis-kapitalis lokal akan bekerja sama dengan institusi-institusi keungan global dengan mengeruk kekayaan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya," katanya. Bangsa Indonesia, katanya, harus menghadapi perdagangan global. "Kita harus mempersiapkan diri dan kita tidak bisa lari dari globalisasi, harus dihadapi," katanya. Untuk menghadapinya, katanya perlu generasi muda yang handal dengan nasionalisme religius, di samping pengetahuan. "Profesionalisme dengan nasionalis religius. Mengembangkan kepemimpinan yang tidak sombong," katanya. Sebagai pemimpin, katanya harus mempunyai prinsip melayani bukan dilayani. "Presiden, menteri, gubernur, dan bupati semua pelayan masyarakat," katanya. Ia mengatakan, perlu mendidik bangsa ini bisa menang dengan benar dan kalah dengan baik. "Jangan kalah kemudian ribut dan berkelahi. Ini akan menghancurkan generasi muda," katanya. Menurut dia, bangsa Indonesia masih memerlukan sosok pemimpin yang bisa menjadi suri tauladan, contoh yang baik bagi rakyat. Ke depan, katanya, memang perlu pemimpin muda yang mempunyai kompetensi. "Buat apa pemimpin muda usia tetapi korupsi dan pemabuk, tidak mempunyai kompetensi," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008