Asisten Deputi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari, Kemenko Bidang Kemaritiman Kosmas Harefa bahkan menyebut akan ada 600 penari yang unjuk gigi menampilkan tari perang kolosal untuk menghibur para wisatawan.
"Ini akan ditampilkan di puncak acara Nias Sail tanggal 14 September kalau tidak berubah, tempatnya di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan,” kata Kosmas saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Awalnya, kata Kosmas, panitia hendak memecahkan rekor dengan menghadirkan 1.000 penari. Namun karena keterbatasan tempat, tarian perang kolosal ini hanya akan menampilkan 600 penari yang merupakan putra putri asli Nias.
"Akan ada juga lompat batu yang mungkin ada 100 pelompat batu yang kami persiapkan,” ucap dia.
Namun, karena batu asli yang biasa digunakan untuk lompat batu hanya ada di beberapa desa seperti di Bawomatuluo dan Motohili maka dalam atraksi nanti panitia hanya akan menyediakan batu replika saja.
Meski demikian Kosmas memastikan atraksi lompat batu ini tak akan jauh berbeda dengan atraksi aslinya di Desa Bawomataluo.
“Batu itu dibuat dalam bentuk dan tinggi yang sama dengan yang asli yang ada di desa adat,” ucap dia.
Baca juga: Nias Sail dorong Desa Bawomataluo masuk "World Heritage Unesco"
Baca juga: Pengamat: Masyarakat mesti peroleh manfaat penyelenggaraan Sail Nias
Baca juga: Pemkot Gunungsitoli promosikan warisan budaya pada Sail Nias 2019
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019