Semarang (ANTARA News) - Menpora Adhyaksa Dault mengeluhkan generasi muda kurang berminat terjun ke sektor kelautan dan perikanan sehingga kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kecil dibanding negara lain. "Selain itu juga membuat hasil laut dicuri nelayan asing yang nilainya mencapai Rp40 triliun per tahun," kata Adhyaksa saat berbicara di seminar nasional Peningkatan Peran Pemuda Dalam Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Universitas Diponegoro, Semarang, Jumat. Adhyaksa yang meraih gelar doktor teknologi kelautan dan perikanan dari IPB, mengatakan, porsi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDB Indonesia hanya 15 persen pada 2004. Sementara itu di China mencapai 48 persen dan Korsel 54 persen. Padahal potensi di Indonesia sangat besar, katanya. Salah satu penyebab kurang berkembangnya sektor kelautan dan perikanan, adalah makin sedikitnya nelayan yang berusia muda. "Generasi muda kurang tertarik," katanya. Hal itu, katanya, karena kesan buruk terhadap sektor tersebut. "Karena laut digambarkan dengan tiga `D` yakni `Dangerous` (berbahaya), `Dirty` (kotor) dan `Desperate` (menyedihkan)," katanya. Sebagai contoh, kata Adhyaksa, saat ia melakukan penelitian di Sukabumi, Jabar, banyak pemuda yang lebih senang menjadi tukang ojek dibandingkan nelayan. Sekolah kejuruan perikanan juga kurang diminati, katanya. Padahal, kata Adhyaksa, sektor kelautan dan perikanan bukan lah masa lalu tapi merupakan masa depan Indonesia. Untuk meningkatkan peran pemuda di sektor kelautan, katanya, diperlukan kebijakan publik yang mampu menarik pemuda. Untuk itu Adhyaksa juga memberikan apresiasi kepada mahasiswa bidang kelautan dan perikanan yang menghadiri seminar nasional tersebut. Ia mengingatkan, sekitar 70 persen dari wilayah Indonesia adalah lautan sehingga memerlukan banyak generasi muda untuk menggarapnya. Adhyaksa meraih gelar doktor dari IPB pada 14 Maret 2007 dengan disertasi "Peningkatan Peran Pemuda Dalam Pembangunan Kelautan dan Perikanan Di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat". (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008