Jakarta (ANTARA) - Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Indonesia Komisaris Besar Polisi Asep Saputra mengatakan polisi telah meminta keterangan 20 orang saksi dalam investigasi insiden pemadaman listrik massal di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan DKI Jakarta, yang terjadi beberapa hari lalu.
"Polda Jawa Tengah yang melakukan penyelidikan ini berkolaborasi dengan Dittipiter, Ditsiber dan Puslabfor sudah melakukan pemeriksaan terhadap 20 saksi," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Tim investigasi gabungan memiliki waktu dua pekan untuk mengungkap penyebab insiden padam listrik.
Tim gabungan yang dilibatkan dalam investigasi ini tidak hanya penyidik Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia, melainkan juga melibatkan sejumlah ahli dari kementerian, instansi terkait dan perguruan tinggi.
Juga baca: Soal listrik padam, praktisi minta PLN inspeksi lebih detail lagi
Juga baca: PLN tidak cukup hanya meminta maaf saja
Juga baca: Pengamat: kompensasi listrik padam tidak perlu dana kas
"Tim dari Bareskrim ada Ditsiber, Puslabfor, Inafis, kami juga menggandeng ahli dari BPPT, Kementerian ESDM, IPB, dan juga pakar kelistrikan Dr Reza," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Indonesia Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo.
Tim gabungan akan mengumumkan hasil investigasi awal terkait insiden padam listrik massal di sebagian Pulau Jawa, pada pekan depan. Kemudian hasil investigasi secara komprehensif baru akan diumumkan di pekan berikutnya.
Sebelumnya, listrik di Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten padam pada sejak pukul 11.48 WIB Minggu (4/8) hingga malam hari dan bahkan di beberapa wilayah baru teraliri listrik pada siang keesokan harinya. Pemadaman listrik itu mengakibatkan sejumlah fasilitas dan transportasi publik terganggu seperti KRL dan MRT.
Tidak hanya itu, pancaran sinyal telefon bergerak dan data seluler melalui internet juga mati pada saat itu, sesuatu yang jarang terjadi.
Pewarta: Anita Dewi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019